Minggu, 01 April 2012

RANCANGAN SISTEM PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang Masalah
Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan diluar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua kompo­nen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tuju­an sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian diluar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya: sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masyarakatnya (supra sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara berkesinambungan.
Dari konsep sistem berkembang beberapa terminology yang berkaitan, yaitu ; pandangan sistem (system view), pendekatan sistem (system approach), analisis sistem (system analysis) dan sintesa sistem (system syntesis). Pandangan sistem adalah kebiasaan memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai suatu sistem. Bila pandangan sistem ini diterapkan dalam pemecahan masalah, proses pemecahan masalah ini disebut pendekatan sistem. Analisis sistem adalah menguraikan suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan, dan kebutuhan-kebutuhan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem.

1.2.            Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan perancangan sistem?
2.      Apakah tujuan dari perancangan sistem?
3.      Bagaimana tahap-tahap perancangan sistem?
4.      Alat-alat apakah yang digunakan untuk merancang sistem?

1.3.            Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian dari perancangan sistem.
2. Mengetahui tujuan dari perancangan sistem.
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam perancangan sistem.
4. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk merancang sistem.

1.4.            Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1.4.1.      Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dalam permasalahan pengembangan sistem dan alat-alat yang digunakan untuk merancang sistem.
1.4.2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai landasan untuk menyusun suatu perancangan sistem yang dapat diaplikasikan di dunia pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Perancangan Sistem
            Pendapat dari beberapa ahli tentang perancangan sistem dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Verzello / John Reuter III
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem : Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi : menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk “.
2. John Burch & Gary Grudnitski
Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
3. George M. Scott
Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan ; tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.
Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sbb :
1.  Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2.  Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3.  Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4.  Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi
6.  Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-konponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem



Desain sistem adalah penerapan sistem pemikiran untuk proses desain. Dalam hal ini dirancang struktur di mana orang-orang, proses, alat dan mesin bergabung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Aliran material dan perencanaan semua kegiatan lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem yang dimaksudkan.
Merancang sebuah sistem pendidikan baru berkaitan dengan usaha mengganti sistem yang sekarang terdapat di sekolah dengan sesuatu yang berpotensi tidak berbeda dengan memperbaiki apa yang sekarang ada. Desain termasuk dalam kategori kegiatan yang dikenal sebagai teleologis, yang memiliki makna berarti menyampaikan gagasan bahwa hal-hal yang dapat diarahkan ke arah akhir atau dibentuk oleh suatu tujuan.

2.2. Tujuan Perancangan Sistem
Tahap Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :
1.  Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap (lebih condong pada desain sistem yang terinci)
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Analisis sistem dan desain sistem secara umum bergantung satu sama lain. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem secara umum untuk dibuat.
Fase analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi ke temuan.Pada fase ini, profesional sistem harus sering membuat fitur yang baru atau berbeda dari model dasar yang dibuat selama analisis sistem. Kuncinya adalah dapatkan atau tuliskan semua ke dalam kertas tanpa mencoba untuk memperbaiki desain sistem lebih awal. Aturannya adalah : berinteraksi dengan user, periksa dengan anggota tim, periksa dengan teknisi ; desain ulang, periksa, periksa dan periksa kembali tetapi jangan coba-coba untuk membangun detail yang lebih rendah atau selama fase ini. Semua ini akan dilakukan jika salah satu dari desain sistem secara umum sudah dipilih untuk implementasi.
Pentingnya perancangan sistem organisasi dan struktur belajar yang baru karena model pendidikan yang selama ini dipergunakan pada kebanyakan sekolah telah mencapai puncak dari kurva produktivitas. Setidaknya perancangan struktur baru melatih kemandirian dan optimisme sebuah organisasi .
2.3. Proses Perancangan Sistem
Proses desain dapat diuraikan menjadi 10 tahap yang diambil dari Comprehensive System Design: A New Educational Technology, oleh Charles Reigeluth, Bela Banathy, dan Jeannette Olson. Adapun 10 tahapan perancangan sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Mendiagnosa dan menjelaskan tujuan desain .
Menggambarkan misi dari sistem baru yang ingin dicapai dan jenis sistem yang ingin dirancang.

2.         Mengklarifikasi alasan untuk terlibat dalam proses desain .
Keterlibatan dalam suatu desain disebabkan karena keinginan untuk menemukan suatu solusi yang baru untuk meyelesaikan suatu permasalahan yang ada.

3.         Menetapkan batas-batas desain
Batas ditetapkan untuk menandai dan menetapkan bagian sistem dalam lingkungannya. Untuk menentukan batas-batas, maka diidentifikasi berbagai kegiatan dan tujuan untuk sistem yang akan didesain. Penarikan batas-batas yang cukup sempit bertujuan agar sistem memiliki kapasitas organisasi, kemampuan manusia, dan sumber keuangan yang cukup untuk memungkinkan pencapaian misi atau tujuan. Pemeriksa lingkungan yang terletak tepat di luar batas-batas dilakukan untuk memahami bagaimana sistem akan berinteraksi dengan lingkungan untuk memperoleh berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi sistem dan untuk melihat berbagai cara bahwa lingkungan tergantung pada keberhasilan sistem.

4.         Merumuskan ide-ide, nilai-nilai dan citra sistem masa depan yang akan memandu desain.
Dasar ide-ide dan nilai-nilai inti yang akan memandu desain harus disepakati di muka. Apakah sistem yang akan dirancang memiliki nilai efisiensi, efektivitas, atau biaya lebih tinggi; apakah sistem yang dirancang mempromosikan inisiatif individu, privasi, individualisme, pilihan dan tanggung jawab orang tua, dan persaingan pasar, dan mengedepankan nilai-nilai lain seperti itu. Perancangan sistem juga disertai pembuatan gambar atau deskripsi dari sistem masa depan. Gambar ini mungkin dalam bentuk diagram menunjukkan perkembangan siswa melalui sistem.
5.         Menemukan harapan, cita-cita, tujuan, dan persyaratan dari sistem yang akan dirancang .
Di sini dinyatakan lebih detail apa yang diinginkan sistem untuk dilakukan, siapa klien dari sistem (siswa, orang tua, para pembayar pajak, masyarakat bisnis, dll) jasa pendidikan yang harus ditawarkan kepada klien, karakteristik layanan tersebut harus memiliki; di mana, kapan, dan bagaimana layanan tersebut harus disediakan, tanggung jawab macam apa yang seharusnya sistem terhadap kliennya, masyarakat dan masyarakat luas, bagaimana sistem harus berhubungan dengan berbagai tingkat pemerintahan, dan hubungan sistem dengan sistem lain. Dalam perumusan uraian ini,  harus dipertimbangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif yang terbaik yang sejajar dengan ide-ide dan nilai-nilai inti. Rincian ini merupakan persyaratan sistem dan akan digunakan sebagai dasar untuk sistem yang dirancang.

6.           Membuat dan mengevaluasi alternatif yang terdapat dari sistem masa depan
Dalam proses desain, kami ingin membuat beberapa alternatif desain, bukan hanya satu. Desain alternatif ini kemudian dapat diserahkan kepada khalayak yang berbeda dengan berbagai sudut pandang untuk reaksi dan masukan. Hal ini jauh lebih murah untuk menciptakan dan mengevaluasi alternatif ini desain daripada untuk membangun dan menguji sistem alternatif. Merancang dan mengevaluasi beberapa alternatif desain yang dapat menghasilkan hadiah yang tinggi memperbaiki desain akhir. Melihat berbagai alternatif memaksa kita untuk mengatasi masalah desain lebih dari satu alamat akan alternatif.

7.           Menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif.
Sebelum mengirimkan alternatif untuk evaluasi input, kita harus mengidentifikasi kriteria untuk digunakan dalam tahap evaluasi. Untuk satu hal, salah satu alternatif harus dievaluasi terhadap gagasan inti asli, nilai-nilai, harapan, cita-cita, tujuan, dan kebutuhan yang di identifikasi dalam langkah-langkah sebelumnya.

8.             Menggunakan kriteria, memilih alternatif yang paling menjanjikan
Langkah ini melibatkan diskusi serius tentang alternatif yang ada dan akhirnya keputusan yang diambil merupakan alternatif paling menjanjikan atau kombinasi alternatif yang memiliki solusi. Idealnya, desainer dan perwakilan pelanggan harus berpartisipasi dalam langkah ini.
9.             Menggambarkan sistem di masa depan
Penggambarkan sistem masa depan dalam hal ini komponen-komponennya. Tahapan ini lebih banyak merupakan proses menjelaskan. Penjelasan tentang sistem pendidikan akan meliputi deskripsi manajemen subsistem; instruksi, kurikulum, penilaian subsistem; manajemen subsistem; subsistem evaluasi; serta yang lain. Penjelasan ini mungkin mirip blueprint, deskripsi teknis, deskripsi kerja, manual, dan buku panduan.

10.         Rencana untuk pengembangan sistem, berdasarkan deskripsi.
Perancangan sistem tergantung pada jenis dan ruang lingkup sistem yang dirancang, keputusan untuk mengembangkan sistem menggunakan orang-orang dalam organisasi itu sendiri, atau dapat bergantung pada kontrak dengan spesialis di luar organisasi atau kelompok untuk mengembangkan sistem atau beberapa komponen sistem .

Kita dapat mengubah sistem pendidikan kita. Kita dapat melakukannya melalui desain sistem yang sulit dan menantang. Desain sistem pemikiran memiliki potensi untuk perubahan pendidikan dengan cara yang kita inginkan untuk diubah. Sistem berpikir dan desain sistem, hanya dua dari lima teknologi penting untuk restrukturisasi pendidikan dan pembelajaran, desain yang sukses sistem efektif untuk pendidikan akan membutuhkan tiga teknologi yang lain juga, yaitu ; instruksional teknologi, manajemen perubahan, kualitas ilmu pengetahuan. Masing-masing dari lima teknologi sangat diperlukan dan harus digunakan untuk keberhasilan reformasi sekolah.

2.4       Alat-Alat Perancangan Sistem
Beberapa alat yang berguna untuk desain sistem, alat-alat ini membantu kita berpikir tentang berbagai fungsi dan komponen dari sistem kita merancang, dan mereka mengijinkan kami secara efektif mengkomunikasikan ide kita kepada orang lain dalam istilah sistem.
Yang pertama adalah desain seri latihan yang dapat membantu seseorang mengembangkan ketrampilan dalam perancangan sistem. Anda dapat melakukan latihan ini sebagai individu atau dalam kelompok. Setelah Anda menyelesaikan latihan ini dan merasa bahwa Anda dapat berpikir secara sistematis mengenai jenis masalah ini, anda dapat mencoba berpikir tentang bagaimana anda akan merancang sebuah sistem pendidikan.
Alat kedua adalah teknik keterlibatan kelompok, yang terdiri dari serangkaian kegiatan diresepkan mengarah ke desain dan rencana aksi. Teknik ini dikenal sebagai future workshop. Hal ini berguna untuk mencurahkan ide pada situasi yang problematis, mengembangkan visi tentang masa depan, dan mendiskusikan bagaimana visi tersebut dapat terwujud. Lokakarya Masa depan dimulai dengan sebuah kritik fase, yang terdiri dari curah pendapat pada masalah-masalah saat ini dalam sistem yang sekarang dan kritik terhadap praktik saat ini. Tahap kedua berjangka lokakarya adalah fase fantasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk membalikkan pernyataan kritis dari tahap kritik ke pernyataan positif. Kegiatan lain tahap ini adalah untuk memungkinkan kelompok untuk menggambar sistem baru karena mereka ingin melihat di masa depan. Pada bagian akhir fase fantasi, pernyataan dirangking dengan memberikan masing-masing peserta lima suara untuk melemparkan pada pernyataan-pernyataan mereka yang paling menguntungkan. Pernyataan mendapatkan skor tertinggi dimasukkan dalam kelompok "visi sistem yang ideal." Tahap ketiga lokakarya di masa mendatang adalah tahap pelaksanaan. Fase ini dimulai dengan terlebih dahulu membagi peserta dalam kelompok-kelompok dan memiliki masing-masing kelompok mendiskusikan dan merumuskan versi sistem yang ideal, yang didasarkan pada "visi sistem ideal" dari fase fantasi. Tahap pelaksanaan menyimpulkan setelah penjelasan di atas berubah menjadi strategi terpadu untuk desain, dengan para peserta membuat rencana detail untuk bagaimana langkah-langkah pertama dalam strategi harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dan daftar nama orang-orang yang melakukan kegiatan ini. Masa depan yang solid lokakarya dari sistem dasar untuk desain. Rencana untuk actins tertentu merupakan hasil penting dari lokakarya, dan dinding grafik menyediakan dokumentasi penting ide-ide dibahas.
Teknik desain ketiga adalah pemetaan terbalik. Backward mapping mengacu pada berpikir tentang yang ideal dan bekerja kembali dari titik untuk menentukan bagaimana menciptakan ideal itu. Ini mirip dengan istilah "desain idealizes". Pemetaan kebelakang kemudian membantu Anda memikirkan fungsi yang perlu dilaksanakan untuk mendukung desain pada tingkat administrasi, tingkat sekolah, tingkat kelas, dan di tingkat pelajar individu. Hal ini kemudian menjadi susunan organisasi orang, proses, dan sub unit-unit organisasi yang mendukung desain yang ideal. Ini akan menjadi blueprint desain yang ideal
Bagian penting dari desain adalah membangun konsensus di antara para peserta tentang bagaimanakah seharusnya bentuk dari desain yang ideal.. Pada akhirnya,  unsur-unsur terbaik dari berbagai desain akan perlu untuk proses penyempurnaan desain akhir.
Groupware dan komputerisasi desain seperti memberikan inspirasi yang modern, dan berteknologi tinggi dalam beberapa proses desain. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan perangkat lunak telah merilis perangkat lunak desain untuk membantu tim melakukan pekerjaan desain dan pengambilan keputusan kelompok. Ini merupakan alat yang dapat digunakan secara sangat efektif untuk membantu tim melakukan pekerjaan desain.
Simulasi komputer dapat digunakan untuk merancang dan membangun sebuah model sistem, dan untuk praktek dalam memikirkan proses desain. Simulasi menarik ini cara yang bagus untuk mengembangkan konsep awal tentang desain. Pembelajaran yang dihasilkan dari penggunaan simulasi ini kemudian dapat dibahas dan diterapkan untuk mendesain sistem pendidikan.

















BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
  • Perancangan sistem adalah penerapan sistem pemikiran untuk proses desain. Dalam hal ini dirancang struktur di mana orang-orang, proses, alat dan mesin bergabung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
  • Proses desain dapat diuraikan menjadi 10 tahap sebagai berikut :
    1. Mendiagnosa dan menjelaskan tujuan desain .
    2. Mengklarifikasi alasan untuk terlibat dalam proses desain .
    3. Menetapkan batas-batas desain.
    4. Merumuskan ide-ide, nilai-nilai dan citra sistem masa depan yang akan memandu desain.
    5. Menemukan harapan, cita-cita, tujuan, dan persyaratan dari sistem yang akan dirancang .
    6. Membuat dan mengevaluasi alternatif yang terdapat dari sistem masa depan.
    7. Menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif.
    8. Menggunakan kriteria, memilih alternatif yang paling menjanjikan.
    9. Menggambarkan sistem di masa depan
    10. Rencana untuk pengembangan sistem, berdasarkan deskripsi.
  • Beberapa alat yang berguna untuk desain sistem, alat-alat ini membantu kita berpikir tentang berbagai fungsi dan komponen dari sistem kita merancang adalah ; desain seri latihan, future workshop, pemetaan terbalik, konsensus, groupware dan komputerisasi desain, dan simulasi komputer.

3.2       Saran
            Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang perancangan sistem dan alat-alat yang digunakan dalam perancangan sistem, maka hendaknya merujuk kembali kepada bahan-bahan bacaan yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Salisbury, D, ”Five Technologies for Educational Change”, 1996, Educational Technology Publications Englewood Cliffs, New Jersey .
www.unhas.ac.id/.../Microsoft_Word_-_Modul_3_APSI_-Desain_Sistem_Secara_Umum.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar