Minggu, 01 April 2012

ANALISIS KOMPONEN KURIKULUM OLAHRAGA


BAB I
PENDAHULUAN

Istilah Kurikulum Pada mulanya digunakan pada dunia olahraga pada zaman yunani kuno, kurikulum adalah berasal dari dari curir artinya pelajari dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum artinya jarak yang harus ditempu oleh pelari. Mengandung makna yang terkandung pada rumusan diatas. Defenisi kurikulum dalam pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempu atau diselesaikan oleh peserta didik untuk memperoleh Ijajah.
Rumusan dan batasan kurikulum itulah yang pertama kali digunakan dalam bidang pendidikan. Atas batasan itu pula sebagian besar para praktisi pendidikan asampai saat ini memamndang bahwa kurikulum tidak lain sejumlah pelajaran yang diajarkan disekolah – sekolah. Memperhatikan batasan kurikulum diatas tersirat dua hal pokok.
1.      Isis kurikulum yang memuat sejmlah mata pelajaran.
2.      Tujuan kurikulum yaitu : untuk menguasai sejumlah mata pelajaran.

Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia. Kalau bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur dan lain sebagainya berperan menciptakan sarama dam prasarana bagi kepentingan  manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan karakter manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.
Perwujudan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan terutama untuk mengantisipasi era globalisasi, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan Negara-negara ASEAN dan ASIA seperti AFTA, ACFTAdan lain-lain. Oleh karena itu pendidikan memerlukan sendi-sendi yang kuat dan pengaturan yang baik agar tujuan pendidikan nasional untuk membentuk karakter anak bangsa tercapai. Kurikulum merupakan salah satu sendi tersebut.
Menurut Tanner dan Tanner (dalam Miller dan Seller, 1985), kurikulum adalah rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman secara sistematis yang dikembangkan di lingkungan sekolah (univesitas) untuk memampukan siswa mencapai kontrol atas pengetahuan dan pengalamannya. Sedangkan dalam arti luas, kurikulum diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Ada pula yang mengartikan kurikulum sebagai interaksi antara guru dan siswa yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan yang spesifik.
Berdasarkan sejumlah pengertian tentang kurikulum di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum memuat tentang bagaimana cara mengelola hubungan guru-siswa agar tujuan pendidikan tercapai. Untuk itu diperlukan adanya 4 komponen kurikulum yaitu tujuan, organisasi materi, proses belajar-mengajar, dan evaluasi.
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas maka kurikulum yang diterapkan perlu untuk dikembangkan. Agar suatu kurikulum dapat dikembangkan maka perlu terlebih dahulu untuk dianalisis. Hal yang perlu dianalisis pertama kali adalah komponen-komponen kurikulum itu sendiri, apakah sudah seiring sejalan dan mendukung atau sebaliknya. untuk tujuan itulah maka makalah ini ditulis oleh penulis.
Makalah ini merupakan hasil analisis penulis terhadap komponen kurikulum yang berlaku di Fakultas Psikologi USU, institusi dimana penulis bekerja. Teori yang digunakan untuk landasan analisa adalah teori posisi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teori Posisi
Berdasarkan orientasinya, posisi kurikulum dapat dibedakan menjadi 3 yaitu transmisi, transaksi dan transformasi.
1.      Posisi Transmisi
Dalam posisi transmisi, fungsi pendidikan adalah untuk mentransmisikan fakta, keterampilan dan nilai-nilai kepada siswa. secara spesifik, orientasi ini menekankan pada pendalaman mata pelajaran sekolah tradisional melalui metodologi pengajaran tradisional dan belajar melalui buku teks. Pemerolehan keterampilan dasar siswa dan nilai-nilai budaya tertentu dikembangkan melalui strategi pembelajaran khusus. Dalam posisi ini, proses komunikasi bersifat satu arah dimana materi diberikan dari guru kepada siswa.
Posisi ini berhubungan dengan metode belajar menghapal. Akar filosofisnya adalah positivism logis yang berfokus pada pemecahan bahasa kedalam komponen-komponen yang dapat dianalisis dan diverifikasi.
Dasar psikologis dari posisi transmisi adalah psikologi perilaku khususnya Thorndike dan Skinner yang menekankan pada pemecahan masalah aktivitas manusia kedalam respon-respon spesifik yang dapat digunakan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku manusia.
Secara social, posisi transmisi dapat dihubungkan dengan berbagai bentuk filosofi politik konservatif yang menyukai nilai-nilai tradisional.
2.      Posisi Transaksi
Dalam posisi transaksi, individu dipandang sebagai sosok yang rasional dan mampu memecahkan masalah secara cerdas. Pendidikan dipandang sebagai dialog antara siswa dan kurikulum dimana siswa merekonstruksi pengetahuan-pengetahuannya melalui proses dialog. Elemen sentral dalam posisi transaksi adalah penekanan pada strategi kurikulum yang memfasilitasi pemecahan masalah, aplikasi keterampilan pemecahan masalah dalam konteks social, dan perkembangan keterampilan kognitif dalam disiplin akademis.
Paradigm filosofis posisi transaksi adalah metode ilmiah. Sedangkan akar filosofisnya adalah pragmatismenya John Dewey. Posisi transaski ini juga memiliki akar psikologis dalam teori-teori perkembangan kognitif Piaget dan Kohlberg.

3.      Posisi Transformasi
Metaorientasi transformasi berfokus pada perubahan personal dan social. Posisi ini meliputi 3 orientasi spesifik yaitu keterampilan mengajar untuk mempromosikan transformasi personal dan social, visi perubahan social sebagai pergerakan menuju harmoni dengan lingkungan, dan  atribusi dimensi spiritual terhadap lingkungan dimana sistem ekologis dihormati.
Paradigm posisi transformasi adalah konsepsi saling ketergantungan secara ekologis yang menekankan pada fenomena yang saling berhubungan. Siswa dan kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang saling mempenetrasi dalam perilaku holistic.
Akar filosofis posisi trasnformasi adalah transendentalisme, mistisime dan sejumlah bentuk eksistensialisme. Posisi ini merepresentasikan filosofi perennial yang menganggap bahwa semua fenomena merupakan bagian dari keseluruha yang saling berhubungan.
Akar psikologis dari posisi trasnformasi adalah psikologi humanistis dan transpersonal yang menekankan pada pemenuhan ego dan level spiritual.




B.     Kurikulum Pendidikan Olahraga
Terlampir

C.      Analisa Komponen Kurikulum Berdasar Teori Posisi
No
Komponen
Kurikulum Pendidikan Olahraga
Posisi
Keterangan
1.
Tujuan
TIU:
Siswa diharapkan :
a.       memperoleh pemahaman tentang ilmu olahraga, ruang lingkup kajian  ilmu olahraga dan kaitan olahraga dengan ilmu lain;
b.      mengenal dan memahami sejarah Perkembangan ilmu olahraga  beserta tokoh-tokohnya;
c.       mendapatkan pemahaman tentang bidang-bidang kajian dalam ilmu olahraga (perkembangan, klinis, industri dan organisasi dan  pendidikan)


Transmisi


Transfer of learning terjadi satu arah dari guru/kurikulum ke siswa
2.
Organisasi Materi
a.       Definisi olahraga
b.      Sejarah perkembangan olahrag
c.       Area dalam ilmu olahraga
d.      Berbagai sudut pandang (aliran) para ilmuan olahraga
e.       Dasar-dasar biologis perilaku
f.        Persepsi
g.       Kesadaran manusia
h.      Kepribadian manusia
i.         Olahraga Terafi
j.         olahraga dan dunia kerja
k.       olahraga sebagai  pendidikan

Transmisi
Focus orientasi kepada materi, bukan kepada proses berpikir/pemecahan masalah dan perasaan siswa
3.
Proses belajar
Metode pembelajaran :
·         Diskusi
·         Demonstarsi
Transaksi
Metode pembelajaran menstimulasi siswa untuk menggali dan menyelidiki materi secara langsung dan guru berperan sebagai fasilitator yang merangsang siswa untuk menggali lebih dalam materi secara individual.
4.
Evaluasi
·         Kontribusi siswa (10%)
·         Tugas  Demonstrasi (10%)
Transaksi
Memandang bahwa siswa bukan sosok yang pasif yang hanya sekadar menerima materi namun juga mampu berpikir sehingga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa ada ketidakselarasan posisi antar komponen kurikulum yang diterapkan pada mata pelajaran Olahraga. terdapat dua orientasi dalam kurikulum di atas yaitu transmisi dan transaksi. Tujuan dan pengorganisasian materi berorientasi pada transmisi yang berarti bahwa focus pembelajaran lebih kepada pendalaman matapelajaran melalui metodologi pengajaran tradisional dan belajar melalui buku teks. Namun pada saat proses pembelajaran dilaksanakan, metode yang diterapkan berorientasi pada transaksi dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan diberi kesempatan untuk dapat menganalisis dan memecahkan persoalan yang ada melalui kasus pada saat demontrasi. Padahal bila selaras dengan tujuan dan organisasi materi maka seharus metode pembelajaran berupa ceramah dan demontstarsi dimana komunikasi hanya satu arah dari guru kepada siswa. Begitu pula dengan bentuk evaluasi yang diberikan yang berorientasi pada transaksi dimana keterlibatan dan partisipasi siswa turut diperhatikan dan dievaluasi. Padahal bila selaras dengan orientasi pada komponen tujuan dan pengorganisasian materi, penilaian hanya dilihat dari hasil tes belajar di tengah dan akhir semester tanpa mempertimbangkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa di BAB II maka dapat disimpulkan bahwa ada ketidakselarasan posisi antar komponen kurikulum yang diterapkan pada mata pelajaran olahraga. kurikulum tersebut memiliki dua orientasi yaitu transaksi dan transmisi. Komponen tujuan dan pengorganisasian materi berorientasi pada transmisi sedangkan proses belajar mengajar dan evaluasi berorientasi pada transaksi.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kurikulum pada mata pelajaran olahraga agar posisi kurikulumnya selaras sehingga tujuan pendidikan mata pelajaran ini dapat tercapai secara optimal.













DAFTAR PUSTAKA

Miller, J.P., Seller, W. Curriculum : Perspective and Practice. 1985. New York : Longman Inc
Kurikulum Berbasis Kopetensi Tingkat SMP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar