Minggu, 01 April 2012

MODUL OLAHRAGA


MODUL :
PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET
BAGI GURU PENJAS ORKES SMP
BAB I
 PENDAHULUAN
Latar Belakang, Kompetensi, Petunjuk Belajar dan Ruang Lingkup Bahasan
A.    Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan Penjasorkes harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Penjasorkes bukan hanya mengembangkan ranah jasmani , tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa. Secara lengkap Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

Penjasorkes memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistimatis, terarah dan terencana . Pembekalan pengalaman belajar di arahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportivitas, jujur,kerjasama, dan lain – lain ) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.

 Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan, didaktik, metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Mata Pelajaran Penjasorkes dalam Struktur KTSP adalah permainan dan olahraga, sedangkan bola basket merupakan salah satu materi dapat ditulis untuk permainan bola besar. Adapun materi pembelajaran yang akan dibahas dalam bahan ajar ini diantaranya adalah: Teknik dasar dan lanjutan, dasar taktik dan strategi dalam permainan khususnya olahraga bola basket.



B.     Kompetensi
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep dan teknik dasar bola basket, serta konsep dasar dan praktik penyusunan perencanaan pembelajaran bola basket, melaksanakan dan menilai pembelajaran sesuai dengan standar proses pendidikan dan acuan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

C.     Petunjuk Belajar
Entry behavior dari peserta sebagai guru penjas dapat membantu anda untuk dapat memahami, menyusun dan mengaplikasikan modul ini dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai orang dewasa, anda diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran modul ini sehingga anda dapat benar – benar memahami secara utuh sesuai kompetensi yang diharapkan pada diklat ini. Secara khusus, perhatikan petunjuk belajar berikut ini :
1.      Selama sesi belajar peserta diharapkan secara aktif mengikuti pembelajaran dengan membaca, melihat contoh-contoh dari audio visual dan mengakses dari web, cara diskusi, demonstrasi , simulasi dan tanya jawab
2.      Berdiskusi dengan teman peserta lainnya, atau membentuk kelompok diskusi yang efektif.
3.      Kerjakan tugas – tugas yang diberikan oleh fasilitator.
4.      Pelajari sumber – sumber belajar tentang pembelajaran dan atau latihan bola basket, pilih materi yang tepat dan sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan.
5.      Jika mengalami kesulitan , diskusikan dengan teman lalu bila belum mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan tanyakan kepada pakar lainnya.

D.    Ruang Lingkup Bahasan
Modul ini berisikan materi pokok sebagai berikut :
1.      Konsep dasar bola basket: Pengertian bola basket, Jenis teknik dasar bola basket, Langkah – langkah melakukan teknik dasar bola basket
2.      Penyusunan perencanaan pembelajaran bola basket: Penyusunan silabus, Penyusunan rencana program pembelajaran bola basket
3.      Pelaksanaan proses pembelajaran bola basket: Pembelajaran bola basket, Simulasi pembelajaran bola basket.

Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujud¬nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas se¬hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang ber¬langsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada sa¬tuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajar¬an, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem¬belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter¬laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.







BAB II
TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET
Teknik dasar permainan bola basket terdiri dari:
1.      lempar tangkap bola (passing)
2.      memantulkan bola (dribbling)
3.      menembak bola ke ring basket (shooting)
4.      berputar badan (pivot)
5.      olah kaki (footwork)
6.      melompat (jumping) dan
7.      gerak tipu dengan bola atau tanpa bola (fakes and faints).

Dengan demikian teknik dasar permainan bola basket tidak ada bedanya dengan teknik dasar permainan bola basket sebenarnya. Secara garis besar bahwa teknik dasar permainan bola basket terdiri dari:
1.      mengoper (passing)
2.      Menggiring (dribbling)
3.      menembak (shooting)
4.      merajah (rebounding).
Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh para guru yang berkecimpung dalam basketball, sehingga dapat mengenalkan teknik dasar secara benar kepada siswa-siswa sekolah dasar. Dengan pengenalan sedini mungkin kepada anak usia dini diharapkan di kemudian hari siswa-siswa yang bersangkutan akan tergali potensi pribadinya sehingga kelak akan menjadi pemain bola basket handal.

A.    Mengoper (passing)
Operan dalam bola basket bisa dengan menggunakan dua tangan atau satu tangan. Operan yang dilakukan secara taktis, tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang untuk membuat angka. Mengetahui kapan dan dimana harus mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga mencegah kehilangan bola dari intersep dari lawan yang sering kali memudahkan lawan untuk mencetak angka. Operan dalam bola basket dapat digunakan untuk:
1.      Mengalihkan bola dari daerah padat pemain
2.      Menggerakkan bola dengan cepat pada fast break
3.      Membangun permainan yang ofensif
4.      Mengoper ke teman yang sedang terbuka untuk mencetak skor
5.      Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri.

Dalam permainan bola basket ada beberapa macam operan yang sering digunakan yaitu : Chest pass (operan dada), Bounce pass (operan pantul), Base ball pass (operan baseball), Over head pass (operan di atas kepala).
1.      Chest pass (operan dada)
a.       Operan adalah salah satu jenis operan dasar dalam permainan bola basket. Adapun pelaksanaannya adalah bola dipegang dengan kedua tangan ditahan ke depan dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari harus berada di belakang bola dengan tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi siku dekat tubuh, kemudian letakkan kaki pada posisi triple threat dengan tumpuan berat badan pada kaki yang belakang. Pindahkan berat badan ke depan ketika melangkah untuk melakukan operan.  Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper bola, luruskan lengan dan putar ibu jari ke bawah, sehingga tangan lurus dan diakhiri dengan sentakan pergelangan tangan (snap). Pandangan mata tetap kearah bola yang dioper dan arah bola harus lurus ke depan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPyNOMtph-NCrq-O2i0ILgWCjij66GwK_bQsHmbM1Wvw98l8MY11R7NEDV0nieIroWLVTMee6VVsUU_pRB5AJw3G2l0141cBy6G-v9Xi2oA3biCFSUZrYk8-JTJRjw-MmGa5zC7l2VjR4/s320/chestpass.JPG
Gambar 1. Chest Pass (Operan Dada)2. Bounce pass (operan pantul)

Operan pantul dalam permainan bola basket dilakukan ketika pemain lawan berada diantara anda dan teman anda. dan target. Salah satu pilihannya agar bola diterima oleh anda, maka operan yang terbaik adalah dengan menggunakan operan pantul. Operan pantul dapat memindahkan bola ke satu sayap pada akhir terobosan yang cepat atau pada pemain yang mendekati keranjang.

Operan ini dapat digunakan dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan. Adapun pelaksanaannya adalah kedua tangan atau salah satu tangan ditempatkan dibelakang bola, kemudian lepaskan bola kearah bawah. Bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah si penerima sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungannya akan tinggi dan pantulannya lambat sehingga akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi memantulkan bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit direbut oleh lawan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoMCTPLrDfnPuoQiTGvIvT19Pb2km9yQqI4Nsc9PWITYhY6OF-6d9VxsAWWcikr4z7p3F5z5vFtF6S2rXp8iO9fe78ewv7IoUbPzYfKfrYuXTlCqJ3I651nShdfzQ7F0scfGWqmmYfIFs/s320/boucepass.JPG
Gambar 2. Bounce pass (operan pantul) 3. Baseball pass (operan baseball)

Operan baseball dalam permainan bola basket sering dipakai oleh pemain yang berlari. Operan ini dilakukan dengan satu tangan, akan mempermudah mengoper untuk melakukan passing jarak jauh. Operan ini dimulai dengan posisi siap dengan salah satu kaki agak ke depan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola juga ditahan oleh tangan yang lainnya, yang tidak mengoper bola. Ketika berat badan berpindah ke belakang bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat di belakang bahu dari sisi yang akan melempar. Pada saat akan mengoper, tangan yang melalukakn operan mengayun ke depan atas. Bola dilepaskan ketika tangan lurus ke depan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu19xkQSoei_YsYZRE4dE9xPzAzVHmUUvGbrQGYJMGvuiBq-FGsWq8Kgh0UAkUwT47gNxH22fyWNn-d8Z9AAar7yqwxfszpqH_7ZSgy2Hld-f5yVKX9LSqqnjGYDKSveT3CqK6FjWnr7w/s320/baseball+pass.JPG
Gambar 3. Baseball pass (operan baseball) 4. Over head pass (operan di atas kepala)

Operan di atas kepala sering di pakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Seperti pada waktu melakukan operan pantul, operan di atas kepala merupakan pilihan untuk mengumpan teman yang berada di low post. adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah di curi oleh lawan, kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dngan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah kepada target dan telapak tangan ke bawah.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-84o8Vq_KAj5UyjV7pI5kx1waJ58LDUJX9Q55ROzXVY8K5vYW8nAykT6ToU_yMLcvYIO1xYxLGOF2OAumbUeQave-fGEtPHAsibulxHO97hMpVdjv5drFN_CFDXNiWjci0p-GTkXLC88/s320/overhead+pass.JPG
Gambar 4. Over head pass (operan di atas kepala) B. Menggiring bola (dribbling)

Menggiring bola atau membawa bola merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari permainan bola basket, dan ini penting untuk bermain individu dan tim. Dalam permainan bola basket setiap tim paling sedikit dibutuhkan satu orang pemain yang ahli dalam melakukan dribbling dengan cepat, terutama untuk melakukan terobosan ke daerah lawan yang dijaga ketat. Adapun manfaat dribble adalah :
1.      Memindahkan bola dari daerah padat penjagaan ke daerah yang agak longgar penjagaannya.
2.      Memindahkan bola ketika si penerima tidak bebas penjagaan.
3.      Memindahkan bola pada saat melakukan fast break.
4.      Menembus penjagaan ke arah ring lawan.
5.      Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan setimnya.
6.      Menyiapkan penyerangan.
7.      Memperbaiki posisi atau sudut sebelum mengoper ke arah rekan se tim
8.      Membuat peluang untuk menembak

Adapun cara mendribble yang baik adalah posisi berdiri rendah, kepala tegak. Cara yang terbaik adalah menempatkan diri di antara lawan dan bola. Hal ini berarti tubuh, lengan dan kaki selalu berada diantara bola dan lawan, sedangkan salah satu tangan yang lainnya digunakan untuk melindungi bola. Gerakan dasar mendribble bola pada permainan bola basket terdiri atas: Control dribble, Speed dribble, Foot fire dribble, Retreat dribble, Cross over dribble, Reverse dribble, Behind – the back dribble.
1.      Control dribble
Dalam permainan bola basket, control dribble digunakan apabila dijaga ketat dan bola harus tetap dijaga ketat dan dilindungi, agar boal tidak berpindah ke tangan lawan. Keseimbangan dalam control dribble merupakan dasar pengendali dalam mendribble bola dan berguna untuk memudahkan tiga hal yaitu:
1.      Menembak
2.      Mengoper
3.      Menggiring bola.
Dalam mendribble bola jangan lebih tinggi dari lutut dan dekat dengan tubuh saat mengontrol bola, karena hal ini dapat menganggu keseimbangan tubuh. Tempatkan tangan yang bebas dalam posisis melindungi bola.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie2drc6nfkFW5GR1Q1UIT409brtiDCVR6_sTQkMn-71elovTiQ9cjhUZ2AEfRhOzcgLEgB7x0eaY-sQRuLhrB703OssJcOGJMeAOLHKI6cD_ks45Aoe6Rv94cDGNlA4CznTmlcjU5Gxeo/s320/dribble1.JPG
Gambar 5. Control Dribble 2. Speed dribble

Dalam permainan bola basket, kecepatan mendribble amat berguna terutama ketika dijaga ketat dan bola harus dibawa dengan cepat ke lapangan yang kosong. Untuk kecepatan mendribble bola, maka dilakukan dengan mendribble tinggi yaitu setinggi pinggang, angkat kepala dan lihat ke depan atau ke sisi keranjang sehingga dapat melihat ke seluruh lapangan. Mendribble sebaiknya denagn menggunakan bantalan jari, dengan control pada ujung jari.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5SGzBvOpcYSjIjnRv81MMj8lyoKOqpZToh3qMU-jm90yo6kRJVnHG5xjK_VnSKJgrn8ihxislEIUYDp81Nh9r9J4loqdUmQjkQfwb7133d2F6FlxEu6_7BS8KYXIBLzhyQNjt-ZXYlHI/s320/dribble2.JPG
Gambar 6. Speed Dribble  3. Foot fire dribble

Foot fire dribble adalah metode berhenti sementara sambil menjaga dribble tidak mati, ketika mendekati lawan dalam permainan terbuka. Dribble ini sering digunakan pemain, terutama pada akhir fast break yang memungkinkan mendapat keseimbangan dan dapat membaca posisi pemain lawan. Ada tiga keuntungan dalam melakukan foot fire dribble yaitu :
a.       Untuk melakukan tembakan
b.      Untuk melakukan operan
c.       Untuk bergerak ketika mendribble bola.

Untuk mengeksekusi gerakan foot fire harus dilakukan dengan cepat mengubah kecepatan mendribble, kemudian berhenti dengan tetap mendribble bola. Dribble foot fire biasanya dilakukan di tempat menghadap ke ring basket dengan kaki direntangkan selebar bahu dan pandangan ke depan. Efektifitas gerakan foot fire didapat dari keseimbangan dan kontrol yang prima, prediksi posisi lawan dan pembuatan gerak tipuan sebelum gerakan selanjutnya untuk menembak, mengoper atau membawa bola.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbt16DEiM1TXVbiI9Nf3nq2ThNz4Ohf_NjJaGugJvk_0Uk5ufn6dO4Cu9mFk8h5lNp5mrsnGn3F8GDxlODKv8jlKOrQQ9x31NEXpip5pikb6AMs7VEx99wubPSpYtUITJujuBFmeF64L4/s320/dribble3.JPG
Gambar 7. Foot fire dribble 4. Retreat dribble

Dalam permainan bola basket dribble mundur dilakukan untuk mengatasi masalah ketika mendapat tekanan dari lawan. Hal ini biasanya dikombinasikan dengan gerakan merubah arah dari depan. Dengan gerakan mundur dahulu ke belakang sambil tetap mendribble, maka dapat memperpendek jarak untuk menghindari jebakan.

Untuk melakukan retreat dribble gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat sementar mendribble ke belakang Ketika melakukan retreat dribble lindungi bola dan jaga keseimbangan, denagan cara ini bisa mengontrol perubahan arah dribble dan dapat melewati lawan dengan mendribble cepat.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrngp3mi_ZFrmeTGrDkulZTaWJ0nRM0MoKW-b6wr3SIXjFt8NBkWJM_1eDgs0YKixKcBL5R7qI6GEF8iG3hKu_1MVWpumGAOkXVEYbkLIhZV82XL9c0jZ8xliNLMy0zR85jfZ6eJnx6Z4/s320/dribble4.JPG
Gambar 8. Retreat dribble 5. Crossover dribble

Dalam permainan bola basket gerakan crossover dribble ini penting dalam menyelusuri lapangan derngan gerak cepat, untuk mulai menjangkau keranjang dan menciptakan pembukaan untuk membuka peluang untuk menembak. Keefektifan dalam mendribble cara ini adalah didasarkan pada ketajaman perubahan dribble dari satu arah ke arah yang lain. Untuk melakukan dribble menyilang dengan cara silangkan bola di depan pada sudut belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain.
Crossover dribble sebaikmya dilakukan dengan bola rendah setinggi sebatas lutut atau lebih rendah dari Control dribble. Ketika merubah arah, angkat tangan yang tidak mendribble dan ubah posisi kaki dan badan untuk melindungi. Dalam gerakan ini diusahakan jangan melihat bola, hal ini dilakukan agar lawan tidak dapat kesempatan untuk melakukan gerakan yang sama.

Reverse Dribble Dalam permainan bola basket, gerakan dribble berbalik digunakan untuk mempertahankan posisi badan antara bola dan lawan guna melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan reverse dribble dapat digunakan untuk menyerang dan mematahkan permainan lawan yang kuat.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0jVdWs28jV4pz489TMpFeGBzbRyIQW1YTBLBQ6qJPBR1ziBqKOnLhbvKzgOafnyPlCrdKV-2y8HewHpumS8YYIz0qDmgvyWVqSX6nSfvR3CfakBRIfH_W2wwHdC327ZVyFFqmV4bFqzw/s320/dribble5.JPG
Gambar 9. Reverse dribble 7. Behind – The Back Dribble

Dalam permainan bola basket dribble belakang digunakan untuk mengatasi lawan yang menjaga atau yang menghalangi di muka. Dribble ini harus dapat menjaga tubuh tetap berada di antara bola dan penjaga sebagai perlindungan ketika berganti arah. Walaupun gerakan mendribble belakang cukup susah, tapi manfaatnya cukup besar dibandingkan dengan mendribble dengan perubahan dan mendribble berputar. Dribble belakang ini lebih baik karena dapat menjaga posisi antara bola dan penjaga musuh, disamping itu dribble ini memudahkan untuk berganti arah tanpa pindah perhatian.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJnJswiXxZi8g5gb3kgKOMYRBkEQSPsN767oA5rOc_-QndRgmtHMgwxgJYMqe0cDDTNDZkcTrNLizkGhJjC6unVqNoRtc2zb93nWv9SI2DweST2A14zwBlq6kFATArtKtxxUn_lZ-hAhY/s320/dribble6.JPG

Gambar 10. Behind – The Back Dribble C. RINGKASAN

Secara garis besar bahwa teknik dasar permainan bola basket terdiri dari:
1.      mengoper (passing)
2.      Menggiring (dribbling)
3.      menembak (shooting)
4.      merajah (rebounding).

Operan dalam bola basket dapat digunakan untuk:
1.      Mengalihkan bola dari daerah padat pemain
2.      Menggerakkan bola dengan cepat pada fast break
3.      Membangun permainan yang ofensif
4.      Mengoper ke teman yang sedang terbuka untuk mencetak skor
5.      Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri.

Dalam permainan bola basket ada beberapa macam operan yang sering digunakan yaitu : Chest pass (operan dada), Bounce pass (operan pantul), Base ball pass (operan baseball), Over head pass (operan di atas kepala).

Adapun manfaat dribble adalah :
1.      Memindahkan bola dari daerah padat penjagaan ke daerah yang agak longgar penjagaannya.
2.      Memindahkan bola ketika si penerima tidak bebas penjagaan.
3.      Memindahkan bola pada saat melakukan fast break.
4.      Menembus penjagaan ke arah ring lawan.
5.      Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan setimnya.
6.      Menyiapkan penyerangan.
7.      Memperbaiki posisi atau sudut sebelum mengoper ke arah rekan se tim
8.      Membuat peluang untuk menembak

Adapun cara mendribble yang baik adalah posisi berdiri rendah, kepala tegak. Cara yang terbaik adalah menempatkan diri di antara lawan dan bola. Hal ini berarti tubuh, lengan dan kaki selalu berada diantara bola dan lawan, sedangkan salah satu tangan yang lainnya digunakan untuk melindungi bola. Gerakan dasar mendribble bola pada permainan bola basket terdiri atas: Control dribble, Speed dribble, Foot fire dribble, Retreat dribble, Cross over dribble, Reverse dribble, Behind – the back dribble.



TUGAS :
1.      Lakukan teknik-teknik dasar permainan bola basket yang meliputi passing dan dribbling!
2.      Menurut anda sebaiknya siswa belajar mana dulu antara teknik passing dan dribbling ? Apa alasan anda?
3.      Kirimkan hasil pendapat anda ke email e-learning!

LATIHAN :
1.      Buatlah uraian urutan pembelajaran teknik dasar bola basket untuk kelas VII dengan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
2.      Hasilnya kirimkan ke email e-learning.


















BAB III
KONSEP PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN BOLA BASKET

Silabus
1.      Pengertian, Prinsip dan Tahap-Tahap Pengembangan Silabus
a.       Pengertian Silabus
Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1.      Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)?
2.      Materi Pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi?
3.      Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan objek belajar?
4.      Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi?
5.      Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai?
6.      Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu?
7.      Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu?
8.      Karakter apa yang akan diintegrasikan dalam silabus?
b.      Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1.      Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2.      Kelompok Guru
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut
3.      Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
4.      Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional
c.       Prinsip Pengembangan Silabus
1.      Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan.
2.      Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3.      Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4.      Konsisten
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5.      Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain kompetensi dasar.
6.      Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7.      Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
8.      Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
9.      Desentralistik
Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.
d.      Tahap-tahap Pengembangan Silabus
1.      Perencanaan
Tim yang ditugaskaan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.
2.      Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3.      Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4.      Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5.      Penilaian silabus Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan model-model penilaian kurikulum.
e.       Komponen silabus pembelajaran Silabus Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.
1.      Identitas Silabus Pembelajaran
2.      Standar Kompentensi
3.      Kompetensi Dasar
4.      Materi Pembelajaran
5.      Kegiatan Pembelajaran
6.      Indikator Pencapaian Kompetensi
7.      Penilaian
8.      Alokasi Waktu
9.      Sumber Belajar

Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam contoh format silabus secara horisontal sebagai berikut.
Silabus Pembelajaran
Sekolah                                   : SMP ................
Kelas/Semester                        : ..... / ................
Mata Pelajaran                        : .......................
Standar Kompetensi               : ........................
Kompetensi Dasar                   : ………………
Materi Pembelajaran               : ………….
Kegiatan Pembelajaran           : ………….
Indikator Pencapaian                          : ………….
Kompetensi Penilaian             : ………….
Alokasi Waktu                        : …………..
Sumber Belajar                        : ………….
Karakter Teknik                      : …………..
Bentuk Instrumen                   : ………….
Contoh Instrumen                   : ……………
Catatan:
Ø  Kegiatan Pembelajaran: kegiatan-kegiatan yang spesifik yang dilakukan siswa untuk mencapai SK dan KD
Ø  Alokasi waktu: termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran (n x 40 menit)
Ø  Sumber belajar: buku teks, alat, bahan, nara sumber, atau lainnya.



f. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Pembelajaran
1.      Mengisi identitas Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan standar kompetensi. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
2.      Menuliskan Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran. Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.       urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
b.      keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.       keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
d.      Menuliskan Kompetensi Dasar, Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
e.       urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar;
f.       keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
g.      keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
3.      Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:
a.       relevansi materi pokok dengan SK dan KD;
b.      tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
c.       kebermanfaatan bagi peserta didik;
d.      struktur keilmuan;
e.       kedalaman dan keluasan materi
f.       relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan;
g.      alokasi waktu.
Selain itu juga harus diperhatikan:
a.       kesahihan (validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya;
b.      tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh siswa;
c.       kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya;
d.      layak dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
e.       menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.
4.      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Kriteria mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a.       Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b.      Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
c.       Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yan harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
d.      Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Guru harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
e.       Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
f.       Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
g.      Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD yang memerlukan prasyarat tertentu.
h.      Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi tertentu).
i.        Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.
Pemilihan kegiatan siswa mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru;
b.      mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran;
c.       disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia
d.      bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
e.       memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
5.      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi, sebagai acuan penilaian. Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi mengarah pada indikator penilaian.
6.      Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi:
a.       teknik penilaian,
b.      bentuk instrumen, dan
c.       contoh instrumen.
d.      Teknik Penilaian, Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.
e.       Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.
Dalam melaksanakan penilaian perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
                                                                                                  i.      Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.
                                                                                                ii.      Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
                                                                                              iii.      Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
                                                                                              iv.      Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
                                                                                                v.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
                                                                                              vi.      Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
                                                                                            vii.      Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
                                                                                          viii.      Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian,baik formal maupun nonformal secara berkesinambungan.
                                                                                              ix.      Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
                                                                                                x.      Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
                                                                                              xi.      Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
                                                                                            xii.      Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
                                                                                          xiii.      Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
1.      Bentuk Instrumen Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong teknik:
2.      Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.
3.      Tes lisan, yaitu berbentuk daftar pertanyaan.
4.      Observasi yaitu dengan menggunakan lembar observasi.
5.      Tes Praktik/ Kinerja berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja
6.      Penugasan individu atau kelompok, seperti tugas proyek atau tugas rumah.
7.      Portofolio dengan menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
8.      Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri. Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian beserta bentuk instrumen yang dapat digunakan.
Tabel 1. Ragam Teknik Penilaian beserta Ragam Bentuk Instrumennya Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
·         Tes tertulis
·         Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.
·         Tes isian: isian singkat dan uraian
·         Tes lisan • Daftar pertanyaan
·         Observasi (pengamatan)
·         Lembar observasi (lembar pengamatan)
·         Tes praktik (tes kinerja)
·         Tes tulis keterampilan
·         Tes identifikasi
·         Tes simulasi
·         Tes uji petik kerja
·         Penugasan individual atau kelompok
·         Pekerjaan rumah
·         Proyek
·         Penilaian portofolio
·         Lembar penilaian portofolio
·         Jurnal
·         Buku cacatan jurnal
·         Penilaian diri
·         Kuesioner/lembar penilaian diri
·         Penilaian Penilaian antarteman
·         Lembar penilaian antarteman

Contoh Instrumen :
Instrumen yang sudah tersusun, selanjutnya diberikan contoh yang dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu menyu¬lit¬kan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.
7.      Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a.       minggu efektif per semester,
b.      alokasi waktu mata pelajaran, dan
c.       jumlah kompetensi per semester.
8.      Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.
9.      Mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa

RPP

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke¬giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

1.      Komponen RPP adalah :
a.       Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pela¬jaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b.      Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemam¬puan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
c.       Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik•dalam mata pelajaran ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam suatu pelajaran.
d.      Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai¬an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e.       Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan ha¬sil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f.       Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe¬tensi.
g.      Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un¬tuk pencapaian KD dan beban belajar.
h.      Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemi¬lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ¬asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.
i.        Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran)
                                                                          i.      Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
                                                                        ii.      Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
                                                                      iii.      Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpul¬an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
j.        Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
k.      Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom¬petensi.

Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
a.       Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b.      Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krea¬tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c.       Mengembangkan budaya membaca dan menulis  Proses pembelajaran dirancang untuk mengembang¬kan kegemaran membaca, pemahaman beragam ba¬caan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d.      Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
e.       Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, ke¬giatan pembelajaran, indikator pencapaian kompeten¬si, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengako¬modasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f.       Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegra¬si, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.



































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan      :           ……………………………………
Mata Pelajaran            :           ……………………………………
Kelas/Semester            :           ……………………………………
Tahun Pelajaran           :           …………………………………….

Standar Kompetensi   :           ……………………………………
Kompetensi Dasar       :           …………………………………….
Indikator                     :           …………………………………….
Alokasi Waktu            :           ……………………………………..

A.TujuanPembelajara              :           …………………………………….
B. Materi Pembelajaran           :           ……………………………………..
C. Metode Pembelajaran         :           …………………………………….
D. Kegiatan Pembelajaran (langkah-langkah) :           …………….
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
E. Alat dan Sumber Belajar
F. Penilaian Parung, ………………………

Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                   Guru Mata Pelajaran


…………………………………                                                        …………………………
NIP                                                                                                     NIP

TUGAS :
1. Buatlah Silabus dan RPP bola basket untuk kelas VII, VIII dan IX!
2. Kirimkan hasilnya ke email e-learning!

LATIHAN :
1. Buatlah uraian tentang komponen silabus dan RPP.
2. Hasilnya kirimkan ke email e-learning.


BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BOLA BASKET

A. Anatomi Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut

B. Pelaksanaan Pembelajaran Bola Basket Pelaksanaan pembelajaran bola basket merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran bola basket meliputi kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran bola basket;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi bola basket yang akan dipelajari;
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran bola basket atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi bola basket dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran bola basket untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativi¬tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pela¬jaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.


*      Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prin¬sip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembela¬jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam se¬tiap kegiatan pembelajaran bola basket; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan per¬cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
*      Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul¬kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menga¬nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per¬caya diri peserta didik.
*      Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplo¬rasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilita¬tor dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan be¬nar;
6) membantu menyelesaikan masalah;
7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran bola basket;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran bola basket
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tu-gas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada per¬temuan berikutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar