BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Dalam
cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai
kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta
ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis =
integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem
dan diluar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen
tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tujuan sistem yang
telah ditetapkan lebih dahulu.
Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat
dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan
mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring
ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis
gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai
hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem
fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem
pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian diluar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya:
sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masyarakatnya (supra
sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut
konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam mawas diri)
dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara
berkesinambungan.
Dari konsep sistem
berkembang beberapa terminology yang berkaitan, yaitu ; pandangan sistem (system view), pendekatan sistem (system approach), analisis sistem (system analysis) dan sintesa sistem (system syntesis). Pandangan sistem
adalah kebiasaan memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai suatu
sistem. Bila pandangan sistem ini diterapkan dalam pemecahan masalah, proses
pemecahan masalah ini disebut pendekatan sistem. Analisis sistem adalah
menguraikan suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
hambatan-hambatan, dan kebutuhan-kebutuhan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikannya. Setelah
tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan
gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi
analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan
sistem.
1.2.
Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan perancangan sistem?
2.
Apakah tujuan dari perancangan sistem?
3. Bagaimana tahap-tahap perancangan
sistem?
4.
Alat-alat apakah yang digunakan untuk merancang
sistem?
1.3.
Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami
pengertian dari perancangan sistem.
2. Mengetahui
tujuan dari perancangan sistem.
3. Mengetahui
tahapan-tahapan dalam perancangan sistem.
4. Mengetahui
alat-alat yang digunakan untuk merancang sistem.
1.4.
Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis
yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari makalah ini
adalah untuk menambah wawasan pembaca dalam permasalahan pengembangan sistem
dan alat-alat yang digunakan untuk merancang sistem.
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari makalah ini
adalah dapat dijadikan sebagai landasan untuk menyusun suatu perancangan sistem
yang dapat diaplikasikan di dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perancangan Sistem
Pendapat dari beberapa ahli tentang perancangan sistem dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Verzello / John Reuter III
Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem : Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan
persiapan untuk rancang bangun implementasi : menggambarkan bagaimana suatu
sistem dibentuk “.
2. John Burch & Gary
Grudnitski
Desain sistem dapat didefinisikan
sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
3. George M. Scott
Desain sistem menentukan bagaimana
suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan ; tahap ini
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi dari sistem akan
benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap
analisis sistem.
Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan
sbb :
1. Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan
fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi
6.
Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-konponen perangkat lunak
dan perangkat keras dari suatu sistem
Desain sistem adalah penerapan
sistem pemikiran untuk proses desain. Dalam hal ini dirancang struktur di mana orang-orang, proses, alat dan
mesin bergabung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Aliran
material dan perencanaan semua kegiatan lain yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan sistem yang dimaksudkan.
Merancang sebuah sistem pendidikan baru berkaitan dengan usaha mengganti sistem yang sekarang terdapat di sekolah dengan sesuatu yang berpotensi tidak berbeda dengan memperbaiki apa yang sekarang ada. Desain termasuk dalam kategori kegiatan yang dikenal sebagai teleologis, yang memiliki makna berarti menyampaikan gagasan bahwa hal-hal yang dapat diarahkan ke arah akhir atau dibentuk oleh suatu tujuan.
Merancang sebuah sistem pendidikan baru berkaitan dengan usaha mengganti sistem yang sekarang terdapat di sekolah dengan sesuatu yang berpotensi tidak berbeda dengan memperbaiki apa yang sekarang ada. Desain termasuk dalam kategori kegiatan yang dikenal sebagai teleologis, yang memiliki makna berarti menyampaikan gagasan bahwa hal-hal yang dapat diarahkan ke arah akhir atau dibentuk oleh suatu tujuan.
2.2. Tujuan
Perancangan Sistem
Tahap
Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai
sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang
bangun yang lengkap (lebih condong pada desain sistem yang terinci)
Tujuan
dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum
kepada user tentang sistem yang baru. Analisis sistem dan desain sistem secara
umum bergantung satu sama lain. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan,
dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem
secara umum untuk dibuat.
Fase
analisis sistem merupakan investigasi dan berorientasi ke temuan.Pada fase ini,
profesional sistem harus sering membuat fitur yang baru atau berbeda dari model
dasar yang dibuat selama analisis sistem. Kuncinya adalah dapatkan atau
tuliskan semua ke dalam kertas tanpa mencoba untuk memperbaiki desain sistem
lebih awal. Aturannya adalah : berinteraksi dengan user, periksa dengan anggota
tim, periksa dengan teknisi ; desain ulang, periksa, periksa dan periksa
kembali tetapi jangan coba-coba untuk membangun detail yang lebih rendah atau
selama fase ini. Semua ini akan dilakukan jika salah satu dari desain sistem
secara umum sudah dipilih untuk implementasi.
Pentingnya perancangan
sistem organisasi dan struktur belajar yang baru karena model pendidikan yang
selama ini dipergunakan pada kebanyakan sekolah telah mencapai puncak dari
kurva produktivitas. Setidaknya perancangan struktur baru melatih kemandirian
dan optimisme sebuah organisasi .
2.3. Proses Perancangan Sistem
Proses desain dapat
diuraikan menjadi 10 tahap yang diambil dari Comprehensive System Design: A New Educational Technology, oleh
Charles Reigeluth, Bela Banathy, dan Jeannette Olson. Adapun 10 tahapan
perancangan sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Mendiagnosa dan menjelaskan
tujuan desain .
Menggambarkan
misi dari sistem baru yang ingin dicapai dan jenis sistem yang ingin dirancang.
2.
Mengklarifikasi alasan
untuk terlibat dalam proses desain .
Keterlibatan dalam suatu desain disebabkan karena keinginan untuk
menemukan suatu solusi yang baru untuk meyelesaikan suatu permasalahan yang
ada.
3.
Menetapkan batas-batas desain
Batas ditetapkan untuk menandai dan menetapkan bagian sistem dalam
lingkungannya. Untuk menentukan batas-batas, maka diidentifikasi
berbagai kegiatan dan tujuan untuk sistem yang akan didesain. Penarikan
batas-batas yang cukup sempit bertujuan agar sistem memiliki kapasitas
organisasi, kemampuan manusia, dan sumber keuangan yang cukup untuk memungkinkan
pencapaian misi atau tujuan. Pemeriksa lingkungan
yang terletak tepat di luar batas-batas dilakukan untuk memahami bagaimana
sistem akan berinteraksi dengan lingkungan untuk memperoleh berbagai sumber
daya yang dibutuhkan untuk operasi sistem dan untuk melihat berbagai cara bahwa
lingkungan tergantung pada keberhasilan sistem.
4.
Merumuskan ide-ide, nilai-nilai
dan citra sistem masa depan yang akan memandu desain.
Dasar ide-ide dan nilai-nilai inti yang akan memandu desain harus
disepakati di muka. Apakah sistem yang akan dirancang memiliki nilai efisiensi,
efektivitas, atau biaya lebih tinggi; apakah sistem yang dirancang
mempromosikan inisiatif individu, privasi, individualisme, pilihan dan tanggung
jawab orang tua, dan persaingan pasar, dan mengedepankan nilai-nilai lain
seperti itu. Perancangan sistem juga disertai pembuatan gambar atau deskripsi dari
sistem masa depan. Gambar ini mungkin dalam
bentuk diagram menunjukkan perkembangan siswa melalui sistem.
5.
Menemukan harapan, cita-cita, tujuan, dan
persyaratan dari sistem yang akan dirancang .
Di sini dinyatakan
lebih detail apa yang diinginkan sistem untuk dilakukan, siapa klien dari sistem
(siswa, orang tua, para pembayar pajak, masyarakat bisnis, dll) jasa pendidikan
yang harus ditawarkan kepada klien, karakteristik layanan tersebut harus
memiliki; di mana, kapan, dan bagaimana layanan tersebut harus disediakan,
tanggung jawab macam apa yang seharusnya sistem terhadap kliennya, masyarakat
dan masyarakat luas, bagaimana sistem harus berhubungan dengan berbagai tingkat
pemerintahan, dan hubungan sistem dengan sistem lain. Dalam perumusan uraian
ini, harus dipertimbangkan alternatif,
mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif yang terbaik yang sejajar
dengan ide-ide dan nilai-nilai inti. Rincian ini merupakan
persyaratan sistem dan akan digunakan sebagai dasar untuk sistem yang
dirancang.
6.
Membuat dan mengevaluasi alternatif yang terdapat
dari sistem masa depan
Dalam proses desain, kami ingin membuat beberapa alternatif desain, bukan
hanya satu. Desain alternatif ini kemudian dapat diserahkan kepada khalayak
yang berbeda dengan berbagai sudut pandang untuk reaksi dan masukan. Hal ini
jauh lebih murah untuk menciptakan dan mengevaluasi alternatif ini desain
daripada untuk membangun dan menguji sistem alternatif. Merancang dan
mengevaluasi beberapa alternatif desain yang dapat menghasilkan hadiah yang
tinggi memperbaiki desain akhir. Melihat berbagai alternatif memaksa kita untuk
mengatasi masalah desain lebih dari satu alamat akan alternatif.
7.
Menetapkan kriteria yang digunakan untuk
mengevaluasi alternatif.
Sebelum mengirimkan alternatif untuk evaluasi input, kita harus
mengidentifikasi kriteria untuk digunakan dalam tahap evaluasi. Untuk satu hal,
salah satu alternatif harus dievaluasi terhadap gagasan inti asli, nilai-nilai,
harapan, cita-cita, tujuan, dan kebutuhan yang di identifikasi dalam
langkah-langkah sebelumnya.
8.
Menggunakan kriteria, memilih alternatif yang
paling menjanjikan
Langkah ini melibatkan diskusi serius tentang alternatif yang ada dan
akhirnya keputusan yang diambil merupakan alternatif paling menjanjikan atau
kombinasi alternatif yang memiliki solusi. Idealnya, desainer dan perwakilan
pelanggan harus berpartisipasi dalam langkah ini.
9.
Menggambarkan sistem di masa depan
Penggambarkan sistem masa depan dalam hal ini komponen-komponennya. Tahapan
ini lebih banyak merupakan proses menjelaskan. Penjelasan tentang sistem
pendidikan akan meliputi deskripsi manajemen subsistem; instruksi, kurikulum,
penilaian subsistem; manajemen subsistem; subsistem evaluasi; serta yang lain.
Penjelasan ini mungkin mirip blueprint,
deskripsi teknis, deskripsi kerja, manual, dan buku panduan.
10.
Rencana untuk pengembangan sistem, berdasarkan
deskripsi.
Perancangan
sistem tergantung pada jenis dan ruang lingkup sistem yang dirancang, keputusan
untuk mengembangkan sistem menggunakan orang-orang dalam organisasi itu
sendiri, atau dapat bergantung pada kontrak dengan spesialis di luar organisasi
atau kelompok untuk mengembangkan sistem atau beberapa komponen sistem .
Kita dapat mengubah sistem pendidikan kita. Kita dapat
melakukannya melalui desain sistem yang sulit dan menantang. Desain sistem pemikiran memiliki potensi untuk
perubahan pendidikan dengan cara yang kita inginkan untuk diubah. Sistem
berpikir dan desain sistem, hanya dua dari lima teknologi penting untuk
restrukturisasi pendidikan dan pembelajaran, desain yang sukses sistem efektif
untuk pendidikan akan membutuhkan tiga teknologi yang lain juga, yaitu ; instruksional teknologi, manajemen perubahan, kualitas
ilmu pengetahuan. Masing-masing dari lima teknologi sangat diperlukan
dan harus digunakan untuk keberhasilan reformasi sekolah.
2.4 Alat-Alat Perancangan Sistem
Beberapa alat yang
berguna untuk desain sistem, alat-alat ini membantu kita berpikir tentang
berbagai fungsi dan komponen dari sistem kita merancang, dan mereka mengijinkan
kami secara efektif mengkomunikasikan ide kita kepada orang lain dalam istilah
sistem.
Yang pertama adalah
desain seri latihan yang dapat membantu seseorang mengembangkan ketrampilan
dalam perancangan sistem. Anda dapat melakukan latihan ini sebagai individu
atau dalam kelompok. Setelah Anda menyelesaikan latihan ini dan merasa bahwa
Anda dapat berpikir secara sistematis mengenai jenis masalah ini, anda dapat
mencoba berpikir tentang bagaimana anda akan merancang sebuah sistem
pendidikan.
Alat kedua adalah teknik
keterlibatan kelompok, yang terdiri dari serangkaian kegiatan diresepkan
mengarah ke desain dan rencana aksi. Teknik ini dikenal sebagai future workshop. Hal ini berguna untuk
mencurahkan ide pada situasi yang problematis, mengembangkan visi tentang masa
depan, dan mendiskusikan bagaimana visi tersebut dapat terwujud. Lokakarya Masa
depan dimulai dengan sebuah kritik fase, yang terdiri dari curah pendapat pada
masalah-masalah saat ini dalam sistem yang sekarang dan kritik terhadap praktik
saat ini. Tahap kedua berjangka lokakarya adalah fase fantasi. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk membalikkan pernyataan kritis dari tahap kritik ke
pernyataan positif. Kegiatan lain tahap ini adalah untuk memungkinkan kelompok
untuk menggambar sistem baru karena mereka ingin melihat di masa depan. Pada
bagian akhir fase fantasi, pernyataan dirangking dengan memberikan
masing-masing peserta lima suara untuk melemparkan pada pernyataan-pernyataan
mereka yang paling menguntungkan. Pernyataan mendapatkan skor tertinggi
dimasukkan dalam kelompok "visi sistem yang ideal." Tahap ketiga
lokakarya di masa mendatang adalah tahap pelaksanaan. Fase ini dimulai dengan
terlebih dahulu membagi peserta dalam kelompok-kelompok dan memiliki masing-masing
kelompok mendiskusikan dan merumuskan versi sistem yang ideal, yang didasarkan
pada "visi sistem ideal" dari fase fantasi. Tahap pelaksanaan
menyimpulkan setelah penjelasan di atas berubah menjadi strategi terpadu untuk
desain, dengan para peserta membuat rencana detail untuk bagaimana
langkah-langkah pertama dalam strategi harus dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, dan daftar nama orang-orang yang melakukan kegiatan ini. Masa depan
yang solid lokakarya dari sistem dasar untuk desain. Rencana untuk actins
tertentu merupakan hasil penting dari lokakarya, dan dinding grafik menyediakan
dokumentasi penting ide-ide dibahas.
Teknik desain ketiga
adalah pemetaan terbalik. Backward
mapping mengacu pada berpikir tentang yang ideal dan bekerja kembali dari
titik untuk menentukan bagaimana menciptakan ideal itu. Ini mirip dengan
istilah "desain idealizes". Pemetaan kebelakang kemudian membantu
Anda memikirkan fungsi yang perlu dilaksanakan untuk mendukung desain pada
tingkat administrasi, tingkat sekolah, tingkat kelas, dan di tingkat pelajar
individu. Hal ini kemudian menjadi susunan organisasi orang, proses, dan sub
unit-unit organisasi yang mendukung desain yang ideal. Ini akan menjadi blueprint desain yang ideal
Bagian penting dari
desain adalah membangun konsensus di antara para peserta tentang bagaimanakah seharusnya
bentuk dari desain yang ideal.. Pada akhirnya, unsur-unsur terbaik dari berbagai desain akan
perlu untuk proses penyempurnaan desain akhir.
Groupware dan komputerisasi
desain seperti memberikan inspirasi yang modern, dan berteknologi tinggi dalam beberapa
proses desain. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan perangkat lunak telah merilis
perangkat lunak desain untuk membantu tim melakukan pekerjaan desain dan
pengambilan keputusan kelompok. Ini merupakan alat yang dapat digunakan secara
sangat efektif untuk membantu tim melakukan pekerjaan desain.
Simulasi komputer
dapat digunakan untuk merancang dan membangun sebuah model sistem, dan untuk
praktek dalam memikirkan proses desain. Simulasi menarik ini cara yang bagus
untuk mengembangkan konsep awal tentang desain. Pembelajaran yang dihasilkan
dari penggunaan simulasi ini kemudian dapat dibahas dan diterapkan untuk
mendesain sistem pendidikan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Perancangan sistem adalah penerapan sistem pemikiran untuk proses desain. Dalam hal ini dirancang struktur di mana orang-orang, proses, alat dan mesin bergabung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
- Proses desain dapat diuraikan menjadi 10 tahap sebagai berikut :
- Mendiagnosa dan menjelaskan tujuan desain .
- Mengklarifikasi alasan untuk terlibat dalam proses desain .
- Menetapkan batas-batas desain.
- Merumuskan ide-ide, nilai-nilai dan citra sistem masa depan yang akan memandu desain.
- Menemukan harapan, cita-cita, tujuan, dan persyaratan dari sistem yang akan dirancang .
- Membuat dan mengevaluasi alternatif yang terdapat dari sistem masa depan.
- Menetapkan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif.
- Menggunakan kriteria, memilih alternatif yang paling menjanjikan.
- Menggambarkan sistem di masa depan
- Rencana untuk pengembangan sistem, berdasarkan deskripsi.
- Beberapa alat yang berguna untuk desain sistem, alat-alat ini membantu kita berpikir tentang berbagai fungsi dan komponen dari sistem kita merancang adalah ; desain seri latihan, future workshop, pemetaan terbalik, konsensus, groupware dan komputerisasi desain, dan simulasi komputer.
3.2 Saran
Untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan tentang perancangan sistem dan alat-alat yang digunakan dalam
perancangan sistem, maka hendaknya merujuk kembali kepada bahan-bahan bacaan
yang lebih kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Salisbury, D, ”Five Technologies for Educational
Change”, 1996, Educational Technology Publications
Englewood Cliffs, New Jersey .
www.unhas.ac.id/.../Microsoft_Word_-_Modul_3_APSI_-Desain_Sistem_Secara_Umum.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar