MODUL :
PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET
BAGI GURU PENJAS ORKES SMP
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang, Kompetensi, Petunjuk Belajar dan Ruang Lingkup Bahasan
Latar Belakang, Kompetensi, Petunjuk Belajar dan Ruang Lingkup Bahasan
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (Penjasorkes) pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan Penjasorkes harus
diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Penjasorkes bukan hanya
mengembangkan ranah jasmani , tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa.
Secara lengkap Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olahraga.
Penjasorkes memberikan kesempatan
pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistimatis,
terarah dan terencana . Pembekalan pengalaman belajar di arahkan untuk membina,
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportivitas, jujur,kerjasama, dan lain – lain ) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportivitas, jujur,kerjasama, dan lain – lain ) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.
Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran
harus mendapatkan sentuhan, didaktik, metodik, sehingga aktivitas yang
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Mata Pelajaran Penjasorkes dalam Struktur KTSP adalah permainan dan olahraga, sedangkan bola basket merupakan salah satu materi dapat ditulis untuk permainan bola besar. Adapun materi pembelajaran yang akan dibahas dalam bahan ajar ini diantaranya adalah: Teknik dasar dan lanjutan, dasar taktik dan strategi dalam permainan khususnya olahraga bola basket.
Mata Pelajaran Penjasorkes dalam Struktur KTSP adalah permainan dan olahraga, sedangkan bola basket merupakan salah satu materi dapat ditulis untuk permainan bola besar. Adapun materi pembelajaran yang akan dibahas dalam bahan ajar ini diantaranya adalah: Teknik dasar dan lanjutan, dasar taktik dan strategi dalam permainan khususnya olahraga bola basket.
B. Kompetensi
Setelah mengikuti mata diklat ini,
peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep dan teknik dasar bola basket, serta
konsep dasar dan praktik penyusunan perencanaan pembelajaran bola basket,
melaksanakan dan menilai pembelajaran sesuai dengan standar proses pendidikan
dan acuan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
C. Petunjuk Belajar
Entry behavior dari peserta sebagai
guru penjas dapat membantu anda untuk dapat memahami, menyusun dan
mengaplikasikan modul ini dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai orang
dewasa, anda diharapkan mampu mengelola proses pembelajaran modul ini sehingga
anda dapat benar – benar memahami secara utuh sesuai kompetensi yang diharapkan
pada diklat ini. Secara khusus, perhatikan petunjuk belajar berikut ini :
1. Selama sesi belajar peserta
diharapkan secara aktif mengikuti pembelajaran dengan membaca, melihat
contoh-contoh dari audio visual dan mengakses dari web, cara diskusi,
demonstrasi , simulasi dan tanya jawab
2. Berdiskusi dengan teman peserta
lainnya, atau membentuk kelompok diskusi yang efektif.
3. Kerjakan tugas – tugas yang
diberikan oleh fasilitator.
4. Pelajari sumber – sumber belajar
tentang pembelajaran dan atau latihan bola basket, pilih materi yang tepat dan
sesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan.
5. Jika mengalami kesulitan ,
diskusikan dengan teman lalu bila belum mendapatkan jawaban yang kurang
memuaskan tanyakan kepada pakar lainnya.
D. Ruang Lingkup Bahasan
Modul ini berisikan materi pokok
sebagai berikut :
1. Konsep dasar bola basket: Pengertian
bola basket, Jenis teknik dasar bola basket, Langkah – langkah melakukan teknik
dasar bola basket
2. Penyusunan perencanaan pembelajaran
bola basket: Penyusunan silabus, Penyusunan rencana program pembelajaran bola
basket
3. Pelaksanaan proses pembelajaran bola
basket: Pembelajaran bola basket, Simulasi pembelajaran bola basket.
Dalam rangka pembaharuan sistem
pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan
pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujud¬nya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
se¬hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah
ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan
landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut
adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang ber¬langsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut
diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini
adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran
ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada sa¬tuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, balk pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajar¬an, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem¬belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter¬laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
BAB
II
TEKNIK
DASAR PERMAINAN BOLA BASKET
Teknik dasar permainan bola basket terdiri
dari:
1. lempar tangkap bola (passing)
2. memantulkan bola (dribbling)
3. menembak bola ke ring basket
(shooting)
4. berputar badan (pivot)
5. olah kaki (footwork)
6. melompat (jumping) dan
7. gerak tipu dengan bola atau tanpa
bola (fakes and faints).
Dengan demikian teknik dasar
permainan bola basket tidak ada bedanya dengan teknik dasar permainan bola
basket sebenarnya. Secara garis besar bahwa teknik dasar permainan bola basket
terdiri dari:
1. mengoper (passing)
2. Menggiring (dribbling)
3. menembak (shooting)
4. merajah (rebounding).
Semua teknik dasar ini harus
dikuasai oleh para guru yang berkecimpung dalam basketball, sehingga dapat
mengenalkan teknik dasar secara benar kepada siswa-siswa sekolah dasar. Dengan
pengenalan sedini mungkin kepada anak usia dini diharapkan di kemudian hari
siswa-siswa yang bersangkutan akan tergali potensi pribadinya sehingga kelak
akan menjadi pemain bola basket handal.
A. Mengoper (passing)
Operan dalam bola basket bisa dengan
menggunakan dua tangan atau satu tangan. Operan yang dilakukan secara taktis,
tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang untuk membuat angka.
Mengetahui kapan dan dimana harus mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan
untuk membuat skor tapi juga mencegah kehilangan bola dari intersep dari lawan
yang sering kali memudahkan lawan untuk mencetak angka. Operan dalam bola
basket dapat digunakan untuk:
1. Mengalihkan bola dari daerah padat
pemain
2. Menggerakkan bola dengan cepat pada
fast break
3. Membangun permainan yang ofensif
4. Mengoper ke teman yang sedang
terbuka untuk mencetak skor
5. Mengoper dan memotong untuk
melakukan tembakan sendiri.
Dalam permainan bola basket ada
beberapa macam operan yang sering digunakan yaitu : Chest pass (operan dada),
Bounce pass (operan pantul), Base ball pass (operan baseball), Over head pass
(operan di atas kepala).
1. Chest pass (operan dada)
a. Operan adalah salah satu jenis
operan dasar dalam permainan bola basket. Adapun pelaksanaannya adalah bola
dipegang dengan kedua tangan ditahan ke depan dada dengan ujung jari kedua
tangan, ibu jari harus berada di belakang bola dengan tangan dan ujung jari
menyebar ke arah sisi bola. Posisi siku dekat tubuh, kemudian letakkan kaki
pada posisi triple threat dengan tumpuan berat badan pada kaki yang belakang.
Pindahkan berat badan ke depan ketika melangkah untuk melakukan operan. Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper
bola, luruskan lengan dan putar ibu jari ke bawah, sehingga tangan lurus dan
diakhiri dengan sentakan pergelangan tangan (snap). Pandangan mata tetap kearah
bola yang dioper dan arah bola harus lurus ke depan.
Gambar
1. Chest Pass (Operan Dada)2. Bounce pass (operan pantul)
Operan pantul dalam permainan bola
basket dilakukan ketika pemain lawan berada diantara anda dan teman anda. dan
target. Salah satu pilihannya agar bola diterima oleh anda, maka operan yang
terbaik adalah dengan menggunakan operan pantul. Operan pantul dapat
memindahkan bola ke satu sayap pada akhir terobosan yang cepat atau pada pemain
yang mendekati keranjang.
Operan ini dapat digunakan dengan
menggunakan satu tangan atau dua tangan. Adapun pelaksanaannya adalah kedua
tangan atau salah satu tangan ditempatkan dibelakang bola, kemudian lepaskan
bola kearah bawah. Bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah
si penerima sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan
bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungannya akan tinggi dan
pantulannya lambat sehingga akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi memantulkan
bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit direbut oleh lawan.
Gambar
2. Bounce pass (operan pantul) 3. Baseball pass (operan baseball)
Operan baseball dalam permainan bola
basket sering dipakai oleh pemain yang berlari. Operan ini dilakukan dengan
satu tangan, akan mempermudah mengoper untuk melakukan passing jarak jauh.
Operan ini dimulai dengan posisi siap dengan salah satu kaki agak ke depan dan
bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola juga ditahan oleh tangan yang
lainnya, yang tidak mengoper bola. Ketika berat badan berpindah ke belakang
bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat di belakang bahu dari sisi yang
akan melempar. Pada saat akan mengoper, tangan yang melalukakn operan mengayun
ke depan atas. Bola dilepaskan ketika tangan lurus ke depan.
Gambar 3. Baseball pass (operan baseball) 4. Over head pass
(operan di atas kepala)
Operan di atas kepala sering di
pakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan
bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri
dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Seperti pada waktu
melakukan operan pantul, operan di atas kepala merupakan pilihan untuk
mengumpan teman yang berada di low post. adapun pelaksanaan operan ini dimulai
dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke
dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala,
karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan
mudah di curi oleh lawan, kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan
maksimal dngan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat.
Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah kepada target dan telapak
tangan ke bawah.
Gambar 4.
Over head pass (operan di atas kepala) B. Menggiring bola (dribbling)
Menggiring bola atau membawa bola
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari permainan bola basket, dan ini
penting untuk bermain individu dan tim. Dalam permainan bola basket setiap tim
paling sedikit dibutuhkan satu orang pemain yang ahli dalam melakukan dribbling
dengan cepat, terutama untuk melakukan terobosan ke daerah lawan yang dijaga
ketat. Adapun manfaat dribble adalah :
1. Memindahkan bola dari daerah padat
penjagaan ke daerah yang agak longgar penjagaannya.
2. Memindahkan bola ketika si penerima
tidak bebas penjagaan.
3. Memindahkan bola pada saat melakukan
fast break.
4. Menembus penjagaan ke arah ring
lawan.
5. Menarik perhatian penjaga untuk
membebaskan rekan setimnya.
6. Menyiapkan penyerangan.
7. Memperbaiki posisi atau sudut
sebelum mengoper ke arah rekan se tim
8. Membuat peluang untuk menembak
Adapun cara mendribble yang baik
adalah posisi berdiri rendah, kepala tegak. Cara yang terbaik adalah
menempatkan diri di antara lawan dan bola. Hal ini berarti tubuh, lengan dan kaki
selalu berada diantara bola dan lawan, sedangkan salah satu tangan yang lainnya
digunakan untuk melindungi bola. Gerakan dasar mendribble bola pada permainan
bola basket terdiri atas: Control dribble, Speed dribble, Foot fire dribble,
Retreat dribble, Cross over dribble, Reverse dribble, Behind – the back
dribble.
1. Control dribble
Dalam
permainan bola basket, control dribble digunakan apabila dijaga ketat dan bola
harus tetap dijaga ketat dan dilindungi, agar boal tidak berpindah ke tangan
lawan. Keseimbangan dalam control dribble merupakan dasar pengendali dalam
mendribble bola dan berguna untuk memudahkan tiga hal yaitu:
1. Menembak
2. Mengoper
3. Menggiring bola.
Dalam mendribble bola jangan lebih tinggi dari lutut dan
dekat dengan tubuh saat mengontrol bola, karena hal ini dapat menganggu
keseimbangan tubuh. Tempatkan tangan yang bebas dalam posisis melindungi bola.
Gambar
5. Control Dribble 2. Speed dribble
Dalam permainan bola basket,
kecepatan mendribble amat berguna terutama ketika dijaga ketat dan bola harus
dibawa dengan cepat ke lapangan yang kosong. Untuk kecepatan mendribble bola,
maka dilakukan dengan mendribble tinggi yaitu setinggi pinggang, angkat kepala
dan lihat ke depan atau ke sisi keranjang sehingga dapat melihat ke seluruh
lapangan. Mendribble sebaiknya denagn menggunakan bantalan jari, dengan control
pada ujung jari.
Gambar
6. Speed Dribble 3. Foot fire dribble
Foot fire dribble adalah metode
berhenti sementara sambil menjaga dribble tidak mati, ketika mendekati lawan
dalam permainan terbuka. Dribble ini sering digunakan pemain, terutama pada
akhir fast break yang memungkinkan mendapat keseimbangan dan dapat membaca
posisi pemain lawan. Ada tiga keuntungan dalam melakukan foot fire dribble
yaitu :
a. Untuk melakukan tembakan
b. Untuk melakukan operan
c. Untuk bergerak ketika mendribble
bola.
Untuk mengeksekusi gerakan foot fire
harus dilakukan dengan cepat mengubah kecepatan mendribble, kemudian berhenti
dengan tetap mendribble bola. Dribble foot fire biasanya dilakukan di tempat
menghadap ke ring basket dengan kaki direntangkan selebar bahu dan pandangan ke
depan. Efektifitas gerakan foot fire didapat dari keseimbangan dan kontrol yang
prima, prediksi posisi lawan dan pembuatan gerak tipuan sebelum gerakan
selanjutnya untuk menembak, mengoper atau membawa bola.
Gambar
7. Foot fire dribble 4. Retreat dribble
Dalam permainan bola basket dribble
mundur dilakukan untuk mengatasi masalah ketika mendapat tekanan dari lawan.
Hal ini biasanya dikombinasikan dengan gerakan merubah arah dari depan. Dengan
gerakan mundur dahulu ke belakang sambil tetap mendribble, maka dapat
memperpendek jarak untuk menghindari jebakan.
Untuk melakukan retreat dribble
gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat sementar mendribble ke belakang
Ketika melakukan retreat dribble lindungi bola dan jaga keseimbangan, denagan
cara ini bisa mengontrol perubahan arah dribble dan dapat melewati lawan dengan
mendribble cepat.
Gambar
8. Retreat dribble 5. Crossover dribble
Dalam permainan bola basket gerakan
crossover dribble ini penting dalam menyelusuri lapangan derngan gerak cepat,
untuk mulai menjangkau keranjang dan menciptakan pembukaan untuk membuka
peluang untuk menembak. Keefektifan dalam mendribble cara ini adalah didasarkan
pada ketajaman perubahan dribble dari satu arah ke arah yang lain. Untuk
melakukan dribble menyilang dengan cara silangkan bola di depan pada sudut
belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain.
Crossover dribble sebaikmya
dilakukan dengan bola rendah setinggi sebatas lutut atau lebih rendah dari
Control dribble. Ketika merubah arah, angkat tangan yang tidak mendribble dan
ubah posisi kaki dan badan untuk melindungi. Dalam gerakan ini diusahakan
jangan melihat bola, hal ini dilakukan agar lawan tidak dapat kesempatan untuk
melakukan gerakan yang sama.
Reverse Dribble Dalam permainan bola
basket, gerakan dribble berbalik digunakan untuk mempertahankan posisi badan
antara bola dan lawan guna melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan reverse
dribble dapat digunakan untuk menyerang dan mematahkan permainan lawan yang
kuat.
Gambar
9. Reverse dribble 7. Behind – The Back Dribble
Dalam permainan bola basket dribble
belakang digunakan untuk mengatasi lawan yang menjaga atau yang menghalangi di
muka. Dribble ini harus dapat menjaga tubuh tetap berada di antara bola dan
penjaga sebagai perlindungan ketika berganti arah. Walaupun gerakan mendribble
belakang cukup susah, tapi manfaatnya cukup besar dibandingkan dengan mendribble
dengan perubahan dan mendribble berputar. Dribble belakang ini lebih baik
karena dapat menjaga posisi antara bola dan penjaga musuh, disamping itu
dribble ini memudahkan untuk berganti arah tanpa pindah perhatian.
Secara garis besar bahwa teknik dasar permainan bola basket terdiri dari:
1. mengoper (passing)
2. Menggiring (dribbling)
3. menembak (shooting)
4. merajah (rebounding).
Operan dalam bola basket dapat digunakan untuk:
1. Mengalihkan bola dari daerah padat
pemain
2. Menggerakkan bola dengan cepat pada
fast break
3. Membangun permainan yang ofensif
4. Mengoper ke teman yang sedang
terbuka untuk mencetak skor
5. Mengoper dan memotong untuk
melakukan tembakan sendiri.
Dalam permainan bola basket ada
beberapa macam operan yang sering digunakan yaitu : Chest pass (operan dada),
Bounce pass (operan pantul), Base ball pass (operan baseball), Over head pass
(operan di atas kepala).
Adapun manfaat dribble adalah :
1. Memindahkan bola dari daerah padat
penjagaan ke daerah yang agak longgar penjagaannya.
2. Memindahkan bola ketika si penerima
tidak bebas penjagaan.
3. Memindahkan bola pada saat melakukan
fast break.
4. Menembus penjagaan ke arah ring
lawan.
5. Menarik perhatian penjaga untuk
membebaskan rekan setimnya.
6. Menyiapkan penyerangan.
7. Memperbaiki posisi atau sudut
sebelum mengoper ke arah rekan se tim
8. Membuat peluang untuk menembak
Adapun cara mendribble yang baik
adalah posisi berdiri rendah, kepala tegak. Cara yang terbaik adalah menempatkan
diri di antara lawan dan bola. Hal ini berarti tubuh, lengan dan kaki selalu
berada diantara bola dan lawan, sedangkan salah satu tangan yang lainnya
digunakan untuk melindungi bola. Gerakan dasar mendribble bola pada permainan
bola basket terdiri atas: Control dribble, Speed dribble, Foot fire dribble,
Retreat dribble, Cross over dribble, Reverse dribble, Behind – the back
dribble.
TUGAS :
1. Lakukan teknik-teknik dasar
permainan bola basket yang meliputi passing dan dribbling!
2. Menurut anda sebaiknya siswa belajar
mana dulu antara teknik passing dan dribbling ? Apa alasan anda?
3. Kirimkan hasil pendapat anda ke
email e-learning!
LATIHAN :
1. Buatlah uraian urutan pembelajaran
teknik dasar bola basket untuk kelas VII dengan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik.
2. Hasilnya kirimkan ke email
e-learning.
BAB III
KONSEP PERENCANAAN PROSES
PEMBELAJARAN BOLA BASKET
Silabus
1.
Pengertian,
Prinsip dan Tahap-Tahap Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Silabus
disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata
Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator
Pencapaian Kompetensi, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi
Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya
menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1. Kompetensi apa saja yang harus
dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar)?
2. Materi Pokok apa sajakah yang perlu
dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi?
3. Kegiatan pembelajaran yang
bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik
mampu berinteraksi dengan objek belajar?
4. Indikator apa sajakah yang harus
ditentukan untuk mencapai Standar Isi?
5. Bagaimanakah cara mengetahui
ketercapaian kompetensi berdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukan
jenis dan aspek yang akan dinilai?
6. Berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai Standar Isi tertentu?
7. Sumber Belajar apa sajakah yang
dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu?
8. Karakter apa yang akan
diintegrasikan dalam silabus?
b. Pengembang Silabus
Pengembangan
silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Guru
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru
Apabila
guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut
3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG
setempat.
4. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional
c. Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan.
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertangungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain kompetensi dasar.
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapain kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual Cakupan
indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
9. Desentralistik
Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.
Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.
d. Tahap-tahap Pengembangan Silabus
1. Perencanaan
Tim yang ditugaskaan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.
Tim yang ditugaskaan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi media dan internet.
2. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
4. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5. Penilaian silabus Penilaian
pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan mengunakaan model-model
penilaian kurikulum.
e. Komponen silabus pembelajaran Silabus
Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.
1. Identitas Silabus Pembelajaran
2. Standar Kompentensi
3. Kompetensi Dasar
4. Materi Pembelajaran
5. Kegiatan Pembelajaran
6. Indikator Pencapaian Kompetensi
7. Penilaian
8. Alokasi Waktu
9. Sumber Belajar
Komponen-komponen silabus di atas,
selanjutnya dapat disajikan dalam contoh format silabus secara horisontal
sebagai berikut.
Silabus Pembelajaran
Sekolah :
SMP ................
Kelas/Semester :
..... / ................
Mata Pelajaran :
.......................
Standar Kompetensi :
........................
Kompetensi Dasar :
………………
Materi Pembelajaran : ………….
Kegiatan Pembelajaran : ………….
Indikator Pencapaian :
………….
Kompetensi Penilaian : ………….
Alokasi Waktu : …………..
Sumber Belajar : ………….
Karakter Teknik : …………..
Bentuk Instrumen :
………….
Contoh Instrumen : ……………
Catatan:
Ø Kegiatan Pembelajaran:
kegiatan-kegiatan yang spesifik yang dilakukan siswa untuk mencapai SK dan KD
Ø Alokasi waktu: termasuk alokasi
penilaian yang terintegrasi dengan pembelajaran (n x 40 menit)
Ø Sumber belajar: buku teks, alat,
bahan, nara sumber, atau lainnya.
f. Langkah-langkah Pengembangan
Silabus Pembelajaran
1. Mengisi identitas Identitas terdiri
dari nama sekolah, kelas/semester, mata pelajaran, dan standar kompetensi.
Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
2. Menuliskan Standar Kompetensi Standar
Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata
pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran. Sebelum menuliskan Standar
Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep
disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
b. keterkaitan antar standar kompetensi
dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan
kompetensi dasar antar mata pelajaran.
d. Menuliskan Kompetensi Dasar, Kompetensi
Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik
dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari
yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi
Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
e. urutan berdasarkan hierarki konsep
disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar;
f. keterkaitan antarstandar kompetensi
dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
g. keterkaitan standar kompetensi dan
kompetensi dasar antarmata pelajaran.
3. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:
a. relevansi materi pokok dengan SK dan
KD;
b. tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
c. kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan;
e. kedalaman dan keluasan materi
f. relevansi dengan kebutuhan peseta didik
dan tuntutan lingkungan;
g. alokasi waktu.
Selain
itu juga harus diperhatikan:
a. kesahihan (validity): materi memang
benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya;
b. tingkat kepentingan (significance):
materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa diperlukan oleh
siswa;
c. kebermanfaatan (utility): materi
tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang
berikutnya;
d. layak dipelajari (learnability):
materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek
pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
e. menarik minat (interest): materinya
menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi
dasar pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun
bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara profesional
sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b. Kegiatan pembelajaran disusun
berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
c. Pengalaman belajar memuat rangkaian
kegiatan yan harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
d. Kegiatan pembelajaran berpusat pada
siswa (student centered). Guru harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa
dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
e. Materi kegiatan pembelajaran dapat
berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
f. Perumusan kegiatan pembelajaran harus
jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.
g. Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat penting artinya bagi KD-KD yang memerlukan prasyarat
tertentu.
h. Pembelajaran bersifat spiral
(terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi tertentu).
i.
Rumusan
pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan
objek belajar.
Pemilihan kegiatan siswa
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. memberikan peluang bagi siswa untuk
mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru;
b. mencerminkan ciri khas dalam
pegembangan kemapuan mata pelajaran;
c. disesuaikan dengan kemampuan siswa,
sumber belajar dan sarana yang tersedia
d. bervariasi dengan mengombinasikan
kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal.
e. memperhatikan pelayanan terhadap
perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang
keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa
yang bersangkutan.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Indikator
merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar.
Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan atau dapat diobservasi, sebagai acuan penilaian. Dengan demikian
indikator pencapaian kompetensi mengarah pada indikator penilaian.
6. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi:
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi:
a. teknik penilaian,
b. bentuk instrumen, dan
c. contoh instrumen.
d. Teknik Penilaian, Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan
proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara
yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang
dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik
yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat
dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.
e. Teknik tes merupakan cara untuk
memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau
salah, sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi
melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.
Dalam melaksanakan penilaian perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
Dalam melaksanakan penilaian perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
i.
Pemilihan
jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga
memudahkan dalam penyusunan soal.
ii.
Penilaian
diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
iii.
Penilaian
menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa
setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
iv.
Sistem
yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan siswa.
v.
Hasil
penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program
remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus
mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila telah menguasai kompetensi
dasar, ia diberi tugas pengayaan.
vi.
Siswa
yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi
tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
vii.
Dalam
sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan
rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan
teknik penilaian yang tepat.
viii.
Penilaian
dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif
dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian,baik formal maupun
nonformal secara berkesinambungan.
ix.
Penilaian
merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
x.
Penilaian
merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
xi.
Penilaian
berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan
demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian
kompetensi.
xii.
Penilaian
dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi
siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring
(nurturant effect) dari proses pembelajaran.
xiii.
Sistem
penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
1. Bentuk Instrumen Bentuk instrumen
yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk
instrumen yang dikembangkan dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong
teknik:
2. Tes tulis, dapat berupa tes
esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.
3. Tes lisan, yaitu berbentuk daftar
pertanyaan.
4. Observasi yaitu dengan menggunakan
lembar observasi.
5. Tes Praktik/ Kinerja berupa tes
tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja
6. Penugasan individu atau kelompok,
seperti tugas proyek atau tugas rumah.
7. Portofolio dengan menggunakan
dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
8. Penilaian diri dengan menggunakan
lembar penilaian diri. Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat,
selanjutnya instrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang
tersedia. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian beserta bentuk instrumen
yang dapat digunakan.
Tabel 1. Ragam Teknik Penilaian beserta
Ragam Bentuk Instrumennya Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
·
Tes
tertulis
·
Tes
pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.
·
Tes
isian: isian singkat dan uraian
·
Tes
lisan • Daftar pertanyaan
·
Observasi
(pengamatan)
·
Lembar
observasi (lembar pengamatan)
·
Tes
praktik (tes kinerja)
·
Tes
tulis keterampilan
·
Tes
identifikasi
·
Tes
simulasi
·
Tes
uji petik kerja
·
Penugasan
individual atau kelompok
·
Pekerjaan
rumah
·
Proyek
·
Penilaian
portofolio
·
Lembar
penilaian portofolio
·
Jurnal
·
Buku
cacatan jurnal
·
Penilaian
diri
·
Kuesioner/lembar
penilaian diri
·
Penilaian
Penilaian antarteman
·
Lembar
penilaian antarteman
Contoh
Instrumen :
Instrumen
yang sudah tersusun, selanjutnya diberikan contoh yang dapat dituliskan di
dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu
menyu¬lit¬kan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya contoh
instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.
7. Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi
waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi
Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
a. minggu efektif per semester,
b. alokasi waktu mata pelajaran, dan
c. jumlah kompetensi per semester.
8. Menentukan Sumber Belajar Sumber
belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
yang dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber,
lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.
9. Mengintegrasikan budaya dan karakter
bangsa
RPP
RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan ke¬giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap
guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
1. Komponen RPP adalah :
a. Identitas mata pelajaran
Identitas
mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program
keahlian, mata pela¬jaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b. Standar kompetensi
Standar
kompetensi merupakan kualifikasi kemam¬puan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi dasar
Kompetensi
dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik•dalam mata
pelajaran ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam
suatu pelajaran.
d. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilai¬an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. Tujuan pembelajaran
Tujuan
pembelajaran menggambarkan proses dan ha¬sil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f. Materi ajar
Materi
ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe¬tensi.
g. Alokasi waktu
Alokasi
waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un¬tuk pencapaian KD dan beban
belajar.
h. Metode pembelajaran
Metode
pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemi¬lihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situ¬asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan
pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M
I.
i.
Kegiatan
pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran)
i.
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
ii.
Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
iii.
Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpul¬an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpul¬an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
j.
Penilaian
hasil belajar
Prosedur
dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator
pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
k. Sumber belajar
Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom¬petensi.
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
a. Memperhatikan perbedaan individu
peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta
didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, krea¬tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
c. Mengembangkan budaya membaca dan
menulis Proses pembelajaran dirancang
untuk mengembang¬kan kegemaran membaca, pemahaman beragam ba¬caan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan umpan balik dan tindak
lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
e. Keterkaitan dan keterpaduan RPP
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi
pembelajaran, ke¬giatan pembelajaran, indikator pencapaian kompeten¬si,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengako¬modasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegra¬si, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan
Pendidikan : ……………………………………
Mata Pelajaran : ……………………………………
Kelas/Semester : ……………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………….
Mata Pelajaran : ……………………………………
Kelas/Semester : ……………………………………
Tahun Pelajaran : …………………………………….
Standar
Kompetensi : ……………………………………
Kompetensi Dasar : …………………………………….
Indikator : …………………………………….
Alokasi Waktu : ……………………………………..
Kompetensi Dasar : …………………………………….
Indikator : …………………………………….
Alokasi Waktu : ……………………………………..
A.TujuanPembelajara : …………………………………….
B.
Materi Pembelajaran : ……………………………………..
C.
Metode Pembelajaran : …………………………………….
D.
Kegiatan Pembelajaran (langkah-langkah) : …………….
1. Pendahuluan
2. Inti
3. Penutup
E.
Alat dan Sumber Belajar
F.
Penilaian Parung, ………………………
Mengetahui,
Kepala
Sekolah Guru
Mata Pelajaran
………………………………… …………………………
NIP NIP
NIP NIP
TUGAS
:
1. Buatlah Silabus dan RPP bola basket untuk kelas VII, VIII dan IX!
1. Buatlah Silabus dan RPP bola basket untuk kelas VII, VIII dan IX!
2.
Kirimkan hasilnya ke email e-learning!
LATIHAN
:
1. Buatlah uraian tentang komponen silabus dan RPP.
1. Buatlah uraian tentang komponen silabus dan RPP.
2.
Hasilnya kirimkan ke email e-learning.
BAB
IV
PELAKSANAAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN BOLA BASKET
A.
Anatomi Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
3.
Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut
B.
Pelaksanaan Pembelajaran Bola Basket Pelaksanaan pembelajaran bola basket
merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran bola basket meliputi
kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1.
Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran bola basket;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi bola basket yang akan dipelajari;
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi bola basket yang akan dipelajari;
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
bola basket atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. Menyampaikan cakupan materi bola basket dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
d. Menyampaikan cakupan materi bola basket dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2.
Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran bola
basket untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativi¬tas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan
inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pela¬jaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prin¬sip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan
pembela¬jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara
aktif dalam se¬tiap kegiatan pembelajaran bola basket; dan
5) memfasilitasi peserta didik
melakukan per¬cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul¬kan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk
berpikir, menga¬nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per¬caya diri peserta
didik.
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplo¬rasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan
refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
5) berfungsi sebagai narasumber dan
fasilita¬tor dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang baku dan be¬nar;
6) membantu menyelesaikan masalah;
7) memberi acuan agar peserta didik
dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
8) memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh;
9) memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran bola basket;
b. melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran bola basket
d. merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tu-gas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran
pada per¬temuan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar