Senin, 27 Februari 2012

Membangun Komunikasi Efektif


Tugas Mata Kuliah : Teori Komunikasi Pendidikan

Dosen Pengampu  :
 Prof.Dr.Efendi Napitupulu, M.Pd
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF




Disusun Oleh :
*      Wildan Diapari Hasibuan
*      Berliana Marpaung
*      Rut Melarty
*      Elfrida Lubis
*      Afner Siahaan


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2012


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas Rahmat dan Kuasa-Nya maka kelompok IV dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF” dengan baik.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan prasyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Komunikasi.

Dalam penulisan makalah ini kelompok IV menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1.      Bapak Dosen Pengampu Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd
2.      Rekan-rekan semua di kelas B Teknologi Pendidikan Semester II

Dalam makalah ini tim merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki tim. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan tujuan utama makalah ini.
Sekian dan selamat membaca…



                                                                                                      Medan, 03 Februari 2012
                                                                                                      Tim Penyusun,

                                                                                                      Kelompok IV









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..     i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….     ii         
BAB I             PENDAHULUAN………………………………………………     1
A.    Latar Belakang……………………………………………….    
B.     Tujuan………………………………………………………..    
C.     Rumusan Masalah……………………………………………    
BAB II                        PEMBAHASAN………………………………………………..     
A.    Komunikasi Efektif………………………………………….    
1.      Pengertian Komunikasi Efektif…………………………     






















BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar biasa. Hal ini dilatarbelakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses pembelajaran agar kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Komunikasi menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang efektif berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran.
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna. Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek. Berdasarkan defenisi yang ada di atas dapat diambil pemahaman bahwa :
a.       Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pendang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan.
b.      Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.
c.       Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses enconding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.
Sedangkan pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen intruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampaian pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran.

Dalam konteks komunikasi, proses belajar mengajar dapat dipahami sebagai proses komunikasi antara komunikator (guru) dan komunikan (murid). Guru dapat mengkomunikasikan pengalaman, ilmu, ide dan gagasan serta nilai-nilai yang dimilikinya kepada para muridnya dengan harapan bahwa muridnnya dapat menerimanya dan mengaplikasikannya. Aktivitas komunikasi tersebut tidak dapat dilakukan dengan sembarangan akan tetapi harus dilakukan upaya-upaya tertentu agar sesuatu yang disampaikan tersebut dapat diterima dengan mudah dan dimengerti oleh para murid.
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama yaitu guru, siswa dan bahan ajar. Proses belajar merupakan interkasi antar berbagai unsure, dengan unsure utama adalah siswa, kebutuhan berbagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun demikian guru merupakan factor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya. Guru juga menjadi posisi sentral karena guru memiliki otoritas dalam menentukan penggunaan metode yang akan digunakan dalam penyampaian bahan ajar supaya diterima oleh murid dengan efektif.

B.       Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang komunikasi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran dan hukum-hukumnya.

C.      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka komunikasi memegeng peranan kunci dari keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu diperlukan sebuah komunikasi yang efektif. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah membangun sebuah komunikasi yang efektif?







BAB II
PEMBAHASAN
A.      Komunikasi Efektif
1.      Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan didalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat dua jenis komunikasi yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Di dalam komunikasi, terdapat lima elemen yang terlibat yaitu sender (pengirim informasi), receiver (penerima informasi), informasi, feed back, dan media. Masing-masing elemen tersebut saling mempengaruhi dalam keberhasilan komunikasi secara keseluruhan. Dengan demikian masing-masing elemen memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri yang saling mendukung antara satu dengan lainnya, saling terkait dan tidak dapat saling meniadakan.
Komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau komunikator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Atau dapat pula disebut komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi, yang bertujuan untuk memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Hal yang harus menjadi perhatian utama dan sering kita lupa adalah, receiver (penerima informasi) dari proses belajar mengajar adalah manusia, maka sudah selayaknya seorang pendidik memperlakukan siswanya “sebagai manusia”, bukan memperlakukannya sebagai mesin atau objek yang tidak memiliki perasaan. Sudah saatnya komunikasi yang terjadi di dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah komunikasi berkualitas yang mengedepankan rasa “kemanusiaan”, dengan demikian akan tercapai sebuah kualitas dari komunikasi yang efektif yang akan berefek pada peningkatan kualitas diri setiap orang yang terlibat di dalamnya.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktu di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Dia juga menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Komunikasi efektif dapat terbentuk apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan serta informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Guna mewujudkan hal tersebut setidaknya ada lima aspek yang perlu dipahami dan dilakukan dalam membangun komunikasi yang efektif. Kelima aspek tersebut adalah :
a. aspek kejelasan
Informasi yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus disampaikan dengan bahasa pengantar yang jelas dan sama-sama dipahami oleh kedua pihak. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. aspek ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa pengantar yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
c. aspek konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Keadaan yang demikian akan menciptakan iklim komunikasi yang santai dan memudahkan komunikan dalam menyerap apa yang disampaikan oleh komunikan karena sesuai dengan situasi yang ada pada saat itu.
d. aspek alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. aspek budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (EndangLestari G : 2003)
Merujuk pada pendapat Stephen Covey, syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat seorang komunikan. Komunikator dalam konteks komunikasi pendidikan adalah seorang guru. Integritas pribadi seorang guru akan menghasilkan kepercayaan dan merupakan fondasai utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Pribadi yang berintegritas berarti pribadi yang jujur dalam segala hal. Proses belajar mengajar dapat dilandasi dengan semangat dan jiwa persahabatan antara guru dan murid, dalam hal ini kejujuran mengambil peran penting karena tidak ada persahabatan yang lebih baik dari sekedar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata–kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata–kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Seorang guru akan menjadi faktor yangterus disorot oleh siswa, oleh karena itu seorang guru diharapkan bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.
Setelah pendidik memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikutnya yang perlu mendapatkan perhatian adalah tentang 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Effective Communication). Kelima hukum tersebut adalah respect, empathy, audible, clarity, dan humble yang disingkat REACH yang berarti merengkuh atau meraih. Komunikasi itu pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.


2. 5 Hukum Komunikasi Efektif
a. Hukum pertama : Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan. Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati akan dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja guru baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim. Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu dapat membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal–hal terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada para murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.
b. Hukum kedua: Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengarkan orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di dunia pendidikan diperlukan saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan menimbulakan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima.
c. Hukum ketiga: Audible
Hukum audible berarti adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Berbeda dengan hukum yang kedua yakni empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah menjamin bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan baik. Dalam rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus disampaikan melalui media (delivery channel) sehingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal itu menuntut kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat membantu supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid.

d. Hukum keempat: Clarity
Hukum clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan cara seperti ini siswa tidak akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.
e. Hukum kelima: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati merupakan suatu cara agar orang lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar sehingga memudahkan komunikasi dalam dua arah. Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan siswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Hal yang terakhir yang harus ada di dalam diri para pendidik adalah sikap mental yang dipenuhi semangat dan kesungguhan. Semua teori yang disebutkan di atas tidak akan cukup berat jika memang tidak dibarengi dengan sebuah kesungguhan dan semangat yang kita singkat dengan SOUL (4 SPIRIT FOR SOUL) yakni:
·         Spirit for Servicing
Hai ini mungkin menjadi sesuatu yang sering dilupakan insan pendidikan. Pekerjaan mulia yang ada dihadapan seringkali tidak dibungkus dengan sebuah semangat yang tulus untuk melayani. Melayani murid tercinta, melayani orang yang memberikan kepercayaan kepada Anda, melayani cikal bakal kader bangsa calon penyelamat bangsa untuk keluar dari krisis.

·         Spirit for giving an Ouststanding Performance
Menaikkan level pelayanan Anda menjadi pelayanan dengan semangat memberikan Ouststanding Performance semangat memberikan hasil yang terbaik bagi semua tugas dan pelayanan.
·         Spirit for Understanding
Hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah semangat yang tulus yang muncul dari dalam diri untuk lebih mendengarkan dan mengerti keinginan siswa yang Anda didik.
·         Spirit for Loving
Memunculkan semangat untuk lebih mencintai siswa seperti anak sendiri dan cintai mereka seperti kita mencintai diri sendiri. Lakukanlah hal ini, maka siswa akan melihat ketulusan kita untuk kemudian akan bersama-sama dengan kita meraih kesuksesan dalam proses belajar mengajar.


















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
a.    Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia.
b.    Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
c.    Lima elemen yang terlibat dalam komunikasi efektif adalah sender, receiver, informasi, feed back dan media.
d.   5 Hukum komunikasi yang efektif yaitu respect (sikap menghargai), emphaty (kemampuan mendengar), audible (dapat didengarkan /dimengerti dengan baik), clarity (jelas) dan humble (rendah hati)
B.  Saran
1.    Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
2.    Untuk membangun komunikasi efektif seseorang harus memiliki karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat, karena seorang pendidik menjadi factor yang terus disorot oleh siswa, oleh karena itu apabila Anda seorang pendidik diharapkan bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.











DAFTAR PUSTAKA

Endang Lestari G. dan MA. Maliki, Komunikasi yang Efektif ( Modul Pendidikan Dan
Pelatihan), LAN-RI, 2006.

Dr. Sumardi, M.Sc. 2006 “Pengembangan Potensi Diri Rahasia Karyawan – Perusahaan Membangun Sukses”: Makalah disampaikan pada Achievement Motivation Training 2006.

Sumardi, (200?) “pengembangan Kompetensi dan Kompetensi dan Kepribadian dan Kompetensi Sosial”: Makalah disampaikan pada TOT Kompetensi Sosial PPPG Bahasa Jakarta 2006.

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/man01.html
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/03/99forumguru.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar